Panennews.com- Prof. Dr. Ir. Rokhmin Dahuri Ms Guru Besar Ilmu kelautan dan perikanan Institute Pertanian Bogor dalam pemaparan nya di kuliah umum (stadium Generale ) di universitas pertahanan pada senin 6 sepetember 2021 menegaskan pentingan Ekonomi maritim sebagai lokomotif perekonomian Nasional kuliah Umum yang di lakukan oleh Universitas pertahanan ini di laksanakan do gedung Auditorium Universitas pertahanan RI di Sentul, Kabupaten Bogor acara ini di lakukan secara online dan offline.
kegiatan ini di ikuti oleh peserta dari Mahasiswa program Vokasi (D3), Sarjana (S1), Magister (S2), dan Doktoral (S3) Universitas Pertahanan Republik Indonesia (Unhan RI) dengan pembicara utama yakni Ketua Umum Masyarakat Akuakultur Indonesia dan Penasehat Menteri Kelautan dan Perikanan RI Prof Dr Ir Rokhmin Dahuri MS. pada kesempatan tersebut Rokmin menyingung masih kurangnya perhatian pemerintah terhadap ekonomi maritim yang sejatinya memiliki potensi yang luar biasa mengingat indonesia adalah negara Maritim Terbesar di Dunia.
Acara yang di awali dengan sambutan resmi dari Rektor Universitas pertahanan RI mengusung Tema Ekonomi Maritim sebagai Lokomotif Perekonomi Nasional Menuju Indonesia Emas 2045. menurut guru Besar IPB Ini “Ekonomi Kelautan adalah kegiatan yang berlangsung di wilayah pesisir serta lautan, dan kegiatan ekonomi di darat (lahan atas) yang menggunakan Sumber daya Alam (SDA) dan jasa-jasa lingkungan kelautan untuk menghasilkan barang dan jasa yang dibutuhkan umat manusia,” ujar Rokhmin
Rokhmin menyampaikan pandangan serta alasan indonesia harus menguatkan ekonomi maritim sebagai prime mover , karenan indonesia sebagai negara kepulauan terbesar di dunia yang tersusun oleh 17.504 pulau, dirangkai oleh sekitar 104.000 km garis pantai (terpanjang kedua di dunia, setelah Kanada), dan 75 persen wilayahnya berupa laut; Indonesia memiliki potensi pembangunan (ekonomi) kemaritiman yang sangat besar. Sekitar 1,4 triliun dolar AS/tahun (1,4 PDB – RI tahun 2020) dan lapangan kerja sekitar 45 juta orang (1/3 angkatan kerja-RI).
Rokhmin Memaparkan “sampai tahun 2020 ini ekonomi Maritim baru dimanfaatkan sekitar 20 persen dari total pontesinya Maka, peluang pengembangan (room for expansion) ekonomi maritim untuk peningkatan pertumbuhan ekonomi, kemajuan dan kesejahteraan rakyat masih berpeluang sangat besar,” ujarnya.
saat ini kita sama sama pahami dengan kemajuan teknologi yang menggunakan Iptek mutakhir di era Industry 4.0 (seperti IoT, AI, Robotics, Blockchain, Cloud Computing, Human-Machine Interface, Big Data, Bioteknologi, dan Nanoteknologi), sudah seharusnya wilayah lautan akan dapat dijadikan sebagai ruang pembangunan (development space) yang lebih luas, dan menghasilkan komoditas, produk, dan jasa kelautan baru (emerging) seperti farmasi, energi, mineral, dan tanaman pangan.
dalam kuliah Umum ini Prof Dr Ir Rokhmin dahuri menyampaikan fakta bahwa sejak Revolusi Industri Pertama (1753) sampai sekarang, 85 persen transportasi komoditas dan produk dunia itu melalui laut, bahkan saat ini sekitar 45 persen total barang (komoditas dan produk) yang diperdagangkan di dunia diangkut oleh ribuan kapal melalui ALKI (Alur Laut Kepulaun Indonesia), selain itu ada sekitar 60 persen penduduk dunia dan Indonesia bermukim di wilayah pesisir, dan pergeseran mesin ekonomi dunia dari Poros Atlantik ke Poros Asia-Pasifik.
Rokhmin pun menegasakan “Maka, peran dan kontribusi kemaritiman bagi kemajuan, kesejahteraan, dan kedaulatan bangsa Indonesia akan semakin sentral dan strategis,” tuturnya.
Rokhmin menambahkan bahwa kedepan ada program pembangunan ekonomi maritim (2021-2024) yang akan mencakup: perikanan budidaya (Aquaculture), perikanan tangkap (Capture Fisheries), industri pengolahan hasil perikanan & seafood, industri bioteknologi kelautan (Marine Biotechnology Industry), pariwisata bahari (Coastal & Marine Tourism), dan perhubungan laut.
“Jika ekonomi kelautan dikembangkan dan dikelola dengan menggunakan inovasi Iptek dan manajemen mutakhir, maka sektor-sektor ekonomi kelautan akan mampu berkontribusi secara signifikan dalam mengatasi sejumlah permasalahan bangsa dan secara baik sehingga dapat mengekselerasi dan terwujudnya Indonesia Emas pada 2045,” ujar Rokhmin Dahuri.