Panennews.com – Cara memanen dengan sistem panen selektif polong menjadikan vanili asal pulau Dewata, Bali makin laris di pasar ekspor khususnya di negara-negara kawasan Eropa. Berbeda dengan cara panen sistem ruut atau tandan, cara selektif polong memang lebih memakan waktu lama dimasa panen, tapi ternyata hasil panen ini yang memberikan kualitas super yakni lebih wangi dan banyak dicari.
Dari data pada sistem perkarantinaan, IQFAST wilayah Karantina Pertanian Denpasar tercatat kinerja ekspor komoditas ini di tahun 2019 mencapai 17 ton dan menurun akibat pembatasan wilayah karena pandemi termasuk di benua Eropa di tahun 2020 di angka 2,6 ton saja.
“Seiring dengan mulai dibukanya kembali jalur perdagangan internasional secara bertahap, diharapkan kinerja ekspor vanili Bali dapat kembali meningkat,” kata Kepala Karantina Pertanian Denpasar, I Putu Terunanegara saat menyambangi petani vanili di wilayah paling barat Pulau Bali, Jembrana, Kamis (11/2).
Menurut Terunanegara, untuk persyaratan ekspor vanili ke benua Eropa, negara tujuan mempersyaratkan pemeriksaan fisik, laboratorium dan phytosanithary certificate (PC) oleh karantina pertanian dan persyaratan mutu oleh Balai Pengujian dan Sertifikasi Mutu Barang, Kementerian Perdagangan (BPSMD).
Oleh karenanya, untuk memberikan layanan dalam upaya peningkatan ekspor pertanian, Karantina Pertanian Denpasar memberikan pendampingan berupa bimbingan prosedur pemenuhan persyaratan ekspor bagi komoditas dengan julukan ‘emas hijau’ ini ke benua Eropa.
Masih menurut Terunanegara, dari data di lapangan disebutkan bahwa potensi vanili di Bali khususnya di Jembrana memberikan prospek yang sangat luar biasa untuk peningkatan ekspor nantinya. Hal ini didukung dengan adanya program dari para petani berupa ‘Satu Petani, Seribu Pohon Vanili”. Gerakan ini tergolong sukses dan mendapat sambutan baik dari petani karena masa tanam yang relatif tidak lama dan harga jual yang tinggi, tambahnya.
Ketua Kelompok Tani Bali Yeh Hembang Kauh, Made Yudiana yang hadir dan menjadi peserta pada bimbingan teknis kali ini juga menuturkan bahwa untuk menjaga kualitas vanilinya, petani vanili di Bali tidak akan memetik jika belum matang. Kualitasnya yang terjaga sehingga banyak dicari pasar mancanegara, bahkan pembeli Eropa hanya mau membeli vanili dari Bali, ” tambahnya.