Panennews.com – Kepiting soka atau juga disebut kepiting bakau (scyla serrata) adalah biota yang biasanya hidup diperairan yang relative dangkal dengan dasar berlumpur. Di habitat seperti itu kepiting ini hidup dan berkembang biak. Habitat hutan bakau itulah habitat utama bagi kepiting untuk tumbuh dan berkembang, karena memang subur dihuni oleh organisme kecil yang menjadi makanan dari kepiting bakau.
Kepiting bakau memiliki tempat hidup alaminya di wilayah pantai berair payau, terutama di wilayah hutan bakau yang berlumpur tebal, saluran, tambak-tambak, dan sampai menjangkau laut dekat pantai. Sedangkan wilayah penyebarannya terbentang dari pantai timur benua Afrika sampai pantai timur kepulauan Nusantara, dan terbentang dari wilayah Jepang selatan sampai bagian utara benua Australia.
Kepiting bakau ialah binatang kelas krustasea sama halnya dengan udang. Badannya beruas – ruas yang tertutup oleh kulit tebal dari zat khitin. Bagian kepala dan dada menyatu serta tertutup oleh cangkang. Secara berkala kepiting bakau berganti kulit yang memungkinkan binatang ini tumbuh pesat setelah berganti kulit. Binatang yang masih muda berganti kulit lebih sering dibanding dengan yang tua. Sehingga yang muda tumbuh lebih cepat dari pada yang lebih tua.
Di Indonesia kepiting ini dibudidayakan dalam bentuk tambak. Kepiting soka menjadi pilihan bagi pembudidaya dikarenakan cara perawatan yang mudah. Kandungan yang dimiliki kepiting berupa protein tinggi serta mengandung asam amino yang lengkap. Dengan kandungan yang tinggi ini, saat mengkonsumsi harus dengan takaran yang ideal. Ditakutkan memakan kepiting yang melebihi batas wajar akan memicu penyakit kolesterol.
