Panennews.com – Kampung Nelayan Modern (Kalamo) yang dibangun Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) di Desa Samber Binyeri, Biak, Papua kembali menunjukkan produktivitasnya.
Sebanyak 13,5 ton ikan segar dikirim lagi ke Semarang, Jawa Tengah oleh Koperasi Samber Binyeri Maju (KSBM) yang mengelola Kalamo. Pengiriman ini merupakan kali kedua yang dilakukan dalam memperluas akses pasar hasil perikanan.
Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Biak Numfor Effendi Igirisa mengatakan hasil perikanan tersebut dikemas menggunakan teknologi cold chain untuk menjaga kesegaran dan kualitas ikan hingga sampai di tujuan.
“Ikan yang dikirim berupa ikan unggulan seperti tuna, cakalang, marlin dan ikan karang di perairan Pasifik,” ungkapnya usai mengawal proses pemindahan ikan dari Gudang Beku Portabel (GBP) sampai ke kontainer pengiriman, Jumat (06/12/2024).
Effendi optimis kegiatan ini akan menjadi langkah positif KSBM untuk terus mengakselerasi dalam memasarkan produk perikanan nelayan lokal. Selain itu juga menjadi perwujudan keberhasilan program KKP dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat pesisir melalui Kalamo.
Menurutnya, pengiriman ikan ke luar Papua ini tidak hanya mendukung pertumbuhan ekonomi maritim, tetapi juga memberikan manfaat langsung kepada masyarakat Biak Numfor.
Lebih dari 100 orang nelayan yang berada di kampung Samber Binyeri terlibat dalam pengadaan ikan untuk pengiriman ini, menciptakan efek domino yang positif untuk perekonomian daerah.
Sementara itu, Ketua KSBM Adam Mampioper mengaku pengiriman ikan ini menjadi buah manis dari tekad pihaknya memajukan Kalamo Biak. Dia berharap dari pengiriman ini dapat menjadi memotivasi para nelayan Kalamo Biak untuk terus bersemangat dalam mengelola Kalamo.
Secara terpisah, ditemui di kantornya Direktur Jenderal Perikanan Tangkap Lotharia Latif menerangkan kesinambungan pengiriman ikan yang dilakukan oleh KSBM ke pasar luar Papua memberikan pemahaman kepada seluruh nelayan di kampung Samber-Binyeri untuk memanfaatkan Koperasi sebagai wadah masyarakat dalam proses pemberdayaan nelayan.
“Pendampingan yang intensif kepada masyarakat dalam memperkenalkan konsep korporasi nelayan menjadi hal yang mengubah paradigma nelayan lokal dalam menjalankan usahanya menjadi lebih profesional. Ini menjadi komitmen KKP menjadikan Kalamo Samber-Binyeri sebagai pusat studi keberhasilan kampung nelayan, khususnya di Indonesia Timur,” jelasnya.
Keberhasilan pengiriman ini tidak terlepas dari dukungan Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Biak Numfor dan PT Perikanan Nusantara Jaya, yang telah bekerja keras untuk memastikan kelancaran operasional dari mulai persiapan hingga pendistribusian.
Dengan adanya pengiriman ini, KSBM berharap dapat terus meningkatkan kapasitas distribusi dan memenuhi permintaan pasar akan produk ikan berkualitas di berbagai daerah di Indonesia.
Sebelumnya Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono mengatakan Kalamo merupakan upaya pemerintah untuk mengubah wajah kampung nelayan tradisional menjadi modern dilengkapi dengan sejumlah fasilitas pengusahaan perikanan modern yang dapat meningkatkan produktivitas, kompetensi dan kesejahteraan nelayan.
“Untuk mendukung kebijakan penangkapan ikan terukur, KKP membangun Kalamo Desa Samber-Binyeri sebagai pilot project yang diresmikan Presiden RI Joko Widodo pada November 2023 untuk meningkatkan kapasitas nelayan menjadi lebih produktif dan mandiri,” ungkap Trenggono.