Sistem Bebas Sangkar, Kementan : Tingkatkan Daya Saing Hewan di Pasar Internasional

oleh -5 views
Ilutrasi Peternakan Ayam
Foto : Getty Images

Panennews.com – Indonesia bergerak maju menuju sistem peternakan yang lebih berkelanjutan dan berbasis kesejahteraan hewan.

Hal ini ditandai dengan pelaksanaan Training of the Trainer (ToT) Kesejahteraan Ayam Petelur dan Sistem Produksi Bebas Sangkar di Jakarta, yang diadakan pada Rabu (04/12/2024).

Program ini bertujuan untuk memperkuat kapasitas peternak dalam menerapkan sistem ayam bebas sangkar yang kini semakin diminati pasar.

Direktur Perbibitan dan Produksi Ternak Kementerian Pertanian, Sintong HMT Hutasoit, mengungkapkan bahwa penerapan sistem ini tidak hanya memenuhi standar kesejahteraan hewan, tetapi juga meningkatkan daya saing produk peternakan Indonesia.

Baca Juga :   Pengiriman Sapi asal NTB ke Jawa Terlantar di Pelabuhan Lembar

“Asia menjadi rumah bagi 60% ayam ras petelur dunia, dan kesadaran konsumen terhadap kesejahteraan hewan terus meningkat. Sistem bebas sangkar menawarkan inovasi yang mampu meningkatkan daya saing merek, sekaligus menjawab permintaan pasar nasional dan internasional,” katanya.

Selain itu, Sintong juga menekankan urgensi untuk mengikuti langkah negara-negara seperti Uni Eropa dan Selandia Baru yang telah melarang penggunaan kandang baterai (bertingkat).

“Ini saatnya Indonesia mempertimbangkan langkah serupa, sesuai Pedoman Kesejahteraan Hewan pada Peternakan Ayam Layer yang diterbitkan Kementerian Pertanian. Dengan begitu, kita dapat mengembangkan industri peternakan yang lebih berkelanjutan,” tambahnya.

Baca Juga :   Jangan Tertukar, Ketahui Perbedaan Ayam Kampung dan Ayam Bangkok

Saat ini, baru lima peternakan di Indonesia yang telah mendapatkan sertifikasi bebas sangkar. Pemerintah berharap pelatihan ini dapat mendorong lebih banyak peternak untuk mengadopsi sistem tersebut dengan dukungan pembinaan dari pemerintah daerah.

Adapun Wadchara Pumpradit, President of Catalyst, menambahkan bahwa permintaan telur bebas sangkar di Asia Tenggara semakin meningkat, membuka peluang ekonomi besar bagi Indonesia.

“Peningkatan permintaan ini membuka peluang ekonomi yang signifikan bagi Indonesia. Dengan kolaborasi antara pemerintah dan ilmuwan, Indonesia dapat memenuhi kebutuhan pasar domestik dan ekspor, sekaligus meningkatkan kesejahteraan hewan dalam subsektor peternakan,” katanya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.