BRIN Kembangkan Teknologi AI, Pendeteksi Ikan Tuna Secara Otomatis

oleh -5 views
ilustrasi Ikan tuna
Ilustrasi Ikan Tuna - Foto : Istimewa

Panennews.com – Hari Ikan Tuna dicanangkan setiap tanggal 2 Mei pada setiap tahunnya. Ikan tuna memiliki banyak manfaat di antaranya bisa menyehatkan kekuatan tulang, kesehatan mata dan baik untuk nutrisi tubuh.

Dalam pemanfaatan ikan tuna, periset Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) melibatkan teknologi artificial intelligence (AI).

Kepala Pusat Riset Kecerdasan Artifisial dan Keamanan Siber BRIN, Anto Satriyo Nugroho secara daring menyampaikan bahwa teknologi AI yang menjadi salah satu topik riset di BRIN diharapkan dapat mendukung tujuan tersebut, salah satunya metode dalam mendeteksi ikan tuna secara otomatis di perairan.

“Semoga riset di BRIN dalam penggunaan AI untuk mewujudkan swasembada pangan, dapat dimanfaatkan bersama,” ungkapnya pada webinar PRKAKS, Rabu (11/12/2024).

Pada kesempatan tersebut, Peneliti Ahli Utama usat Riset Kecerdasan Artifisial dan Keamanan Siber BRIN, Risnandar menjelaskan ada beberapa tipe ikan tuna yaitu ikan tuna bluefin, yellowfin, bigeye dan longfin.

Adapun zonasi ikan tuna juga tersebar di dunia. Di Indonesia ikan ini lebih dominan di perairan Manado dan Belitung dengan temperatur menengah.

Baca Juga :   Pupuk Super Cerdas UGM Diklaim Mampu Tingkatkan Produksi Teh Hingga Tiga Kali Lipat

Ada beberapa cara untuk melakukan penangkapan tuna, bisa melalui cara tradisional maupun modern. Penangkapan ini bisa menggunakan snap (peniti longline) berbentuk seperti peniti yang terbuat dari logam anti karat, sebagai pengait tali pelampung ke tali utama. Atau penangkapan ikan juga bisa dilakukan dengan tali utama yaitu multifilament yang dipintal menjadi tali.

“Untuk metode AI dalam penangkapan ikan tuna dilakukan dengan teknik tertentu yaitu pembelajaran mesin, pendekatan logika dan pengetahuan, pendekatan statistik, dan estimasi metode,” ujar Risnandar.

Selain itu, Risnandar juga menjelaskan bahwa peluang pasar dari penjualan ikan tuna dari Indonesia merupakan nomor satu.

Peluang tersebut di antaranya meningkatnya transparansi kegiatan penangkapan ikan dan berkurangnya dampak terhadap lingkungan sehingga meningkatkan citra produk sektor tersebut, sistem peringatan dini, peramalan dan perencanaan tata ruang dapat membantu dalam kegiatan perencanaan dengan mempertimbangkan trade off diantara keduanya.

Baca Juga :   Wujudkan Sinergi Pemerintah Dengan Peluncuran Program Migor Rakyat Tepat Sasaran, Mendag Lutfi : Program Migor Rakyat Manfaatkan Teknologi Digital

Lebih lanjut, Ia menjelaskan seputar percepatan dan peningkatan perolehan serta cakupan data untuk penilaian stok, evaluasi indikator keberlanjutan dan kebutuhan data manajemen lainnya.

Adapun peningkatan keberlanjutan ekonomi industri perikanan juga dilakukan dengan mengurangi biaya operasional. Serta modernisasi perikanan dan daya tariknya bagi populasi yang lebih muda.

“Sedangkan hambatannya yaitu kepercayaan dan keengganan industri untuk berubah, biaya awal, kurangnya keahlian, ketidakpastian, hukum dan birokrasi, serta kendala bahasa,” ucap Risnandar.

Untuk riset ini, lanjut Risnandar, akan dilakukan dengan peningkatan kamera yang ditempatkan dan tingkat kekotoran lensanya.

Selain itu, BRIN juga kolaborasi dengan berbagai pihak baik internal maupun eksternal, serta peningkatan sampai tingkat global. Secara garis besar sistem yang digabungkan mulai dari penangkapan hingga teknologi baik perkapalan dan pengambil kebijakan.

“Melalui aplikasi deteksi ikan tuna ini ke depannya, diharapkan pangan ikan tuna semakin banyak dikonsumsi masyarakat dan kegiatan ekspor semakin meningkat,” tutur Risnandar.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.