Riset BRIN : Benih Jagung Unggul Hibrida, Bisa Panen 13 Ton Per-Hektare

oleh -6 views
ilsutrasi jagung
Ilsutrasi Jagung - Foto : H. Wardi

Panennews.com – Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) melalui Pusat Riset Tanaman Pangan bersama Fakultas Pertanian Universitas Hasanuddin, dan Fakultas Pertanian Program Lahan Kering Universitas Udayana (UNUD) menyerahkan benih jagung unggul hibrida.

Adapun itu kepada perwakilan petani Subak Pangyangan, Kecamatan Pekutatan, Kabupaten Jembrana, di Kawasan Kerja Bersama (KKB) Denpasar.

Benih ini merupakan hasil riset bersama antara BRIN, Universitas Hasanuddin dan Universitas Udayana yang telah berlangsung selama dua tahun.

Benih yang dilepas merupakan varietas unggul dengan kualitas yang sangat tinggi. varietas jagung hibrida baru ini memiliki potensi hasil 13 ton per hektar dengan rata-rata hasil panen 10 ton per hektarnya.

I Gusti Komang Dana Arsana, Peneliti Ahli Utama BRIN menyatakan penyerahan benih jagung unggul  ini merupakan tindak lanjut dari kegiatan riset yang telah dilakukan sebelumnya.

Baca Juga :   Sumberdaya Laut NTB Melimpah, Potensi Triliunan Rupiah Per Tahun

“Hasil panen dari uji coba yang dilakukan di tiga lokasi yang berbeda di Bali ini, telah diserahkan kepada perwakilan petani Subak Pangyangan, Kecamatan Pekutatan, Jembrana untuk dilakukan pengembangan budidaya jagung hibrida lebih lanjut,” ungkapnya, Jumat (29/11/2024).

Sementara itu, Dekan Fakultas Pertanian Universitas Hasanuddin, Prof. Salengke mengungkapkan harapannya untuk dapat menciptakan sinergi yang kuat antara perguruan tinggi dan praktik lapangan.

Hal ini mengingat basis perguruan tinggi merupakan teoritis, seringkali kurang memperhatikan alat praktis yang diperlukan.

“Di sisi lain BRIN memiliki fokus kuat di lapangan, oleh karena itu kolaborasi riset ini sangat penting dilakukan untuk meningkatkan keterampilan, pengetahuan, dan pemahaman dalam menghasilkan penelitian yang berkualitas,” jelas Salengke.

Baca Juga :   Pemprov Jabar Targetkan Indramayu Produksi Gabah 1,8 Juta Ton

Lebih lanjut, Salengke menambahkan, setelah terlibat dalam pengamatan di lapangan, ia menyatakan sinergitas merupakan hal mutlak yang perlu dilakukan.

Hal tersebut mengingat tidak satu pun varietas yang telah dirilis di Fakultas Pertanian, tanpa keterlibatan BRIN.

“Oleh karena itu, seluruh karakterisasi di lapangan dilakukan oleh BRIN sebagai kunci utama untuk mendapat persetujuan dari Kementerian Pertanian berdasarkan karakteristik yang dihasilkan,” imbuhnya.

Dari hasil riset varietas jagung yang telah berjalan, Azrai mengungkapkan bahwa Bali memiliki lingkungan panas tetapi tidak kering yang sangat berpotensi untuk pengembangan jagung untuk menghasilkan genetik jagung yang sangat bagus.

“Uji coba varietas baru ini tidak hanya untuk varietasnya tetapi juga untuk berkolaborasi dengan mitra agar kedepannya Bali dapat menjadi pusat pembenihan jagung,” jelas Azrai.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.