Panennews.com – Kementerian Pertanian (Kementan) melalui Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (Ditjen PKH) terus memperkuat kolaborasi lintas sektor guna mempercepat peningkatan produksi dan produktivitas peternakan nasional.
Dalam pertemuan dengan Ikatan Sarjana Peternakan Indonesia (ISPI) di Kantor Pusat Kementan, Jakarta, kedua pihak sepakat untuk bersinergi dalam mengatasi berbagai isu yang menghambat kemajuan subsektor peternakan, sekaligus mempromosikan konsumsi produk peternakan dalam negeri.
Direktur Jenderal PKH, Agung Suganda, menekankan bahwa untuk mempercepat pembangunan subsektor peternakan, diperlukan sinergi antara akademisi, praktisi, dan pemerintah.
“Kolaborasi yang erat antara akademisi dan praktisi, terutama yang tergabung dalam ISPI, sangat penting untuk menciptakan sistem peternakan yang lebih kompetitif, sehat, dan produktif. Dengan bersama-sama, kita dapat meningkatkan produksi, produktivitas, dan pada saat yang sama memperkuat konsumsi produk peternakan di Indonesia,” ujar Agung, Kamis (28/11/2024).
Selain itu, Agung juga menyoroti pentingnya peran aktif ISPI dalam menciptakan iklim positif bagi pengembangan peternakan nasional, dengan mengatasi tantangan yang ada, seperti rendahnya daya saing produk lokal serta masalah distribusi dan pemasaran ternak.
Sementara itu, Ketua ISPI, Audy Joinaldy, menyambut baik inisiatif tersebut dan menekankan perlunya pendekatan berbasis data dan teknologi untuk menghadapi tantangan yang ada di industri peternakan.
“Dengan memanfaatkan data secara maksimal dan mendorong adopsi teknologi, kita bisa menciptakan solusi strategis yang mempercepat kemajuan subsektor peternakan. Salah satu fokus utama kami adalah meningkatkan kapasitas produksi sapi perah dalam negeri, yang saat ini masih sangat bergantung pada impor,” kata Audy.
Tak hanya itu, Audy juga mengungkapkan pentingnya memasukkan sapi perah berkualitas ke dalam negeri untuk meningkatkan kapasitas produksi susu nasional.
Lebih lanjut Ia menyarankan agar pemerintah memberikan dukungan terhadap pemasukan sapi perah yang sehat, dengan memastikan prosedur karantina dan pemeriksaan kesehatan yang ketat, sehingga dapat mendongkrak pasokan susu domestik tanpa menimbulkan masalah kesehatan hewan.
“Kami berharap agar kebijakan terkait pemasukan ternak, terutama sapi perah, dapat difasilitasi dengan pengawasan yang lebih ketat, termasuk pemeriksaan laboratorium untuk memastikan sapi yang masuk bebas dari penyakit seperti LSD,” tambah Audy.
Kementan mengharapkan kolaborasi yang semakin kuat antara pemerintah dan praktisi, khususnya melalui ISPI, dapat menghadapi tantangan yang ada dan meningkatkan produktivitas peternak lokal.