Panennews.com – Kabar baik datang dari dunia perkaretan, harga karet alam masih tinggi. Hal ini membuat pekebun karet kembali bersemangat merawat tanamannya.
Maraknya isu harga karet di pasar Jepang berada dalam tren bullish (tren naik), bahkan mencetak rekor harga tertinggi sejak 2011.
Indonesia menjadi salah satu negara yang diuntungkan dari kenaikan harga karet tersebut, karena merupakan salah satu produsen terbesar penghasil karet di dunia, dan tak dapat dipungkiri kabar ini membahagiakan bagi pekebun karet Indonesia.
Sudah mulai terasa dampak positifnya, harga karet kian membaik di beberapa wilayah sentra karet seperti Sumatera Selatan, Jambi dan Kalimantan Selatan, baik di tingkat pekebun maupun di gudang pengepul, mengalami kenaikan.
Dengan ada kenaikan harga tersebut, tentu membuat pekebun karet kembali tersenyum bahagia. Kerja keras pekebun karet berbuah manis di akhir tahun ini.
Permintaan tinggi namun ketersediaan bahan baku terbatas. Pemerintah tentu tak tinggal diam, terus berupaya untuk mendorong dan membina agar ketersediaan bahan baku karet tersedia serta kualitas hasil produksinya terjaga, karena hal tersebut dapat mempengaruhi harga karet.
Diketahui kondisi di lapangan bahwa, bagi sejumlah pekebun karet yang masih memiliki stok lump (karet menggumpal) dapat dijual saat harga sedang bagus, dan menambah penghasilan pekebun karet untuk masa akhir tahun 2024.
Adapun Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman meminta jajarannya untuk mendorong produksi maupun produktivitas komoditas pertanian termasuk perkebunan, kemitraan melalui penguatan kelembagaan pekebun dengan industri pengolahan.
Lebih lanjut, serta modernisasi atau digitalisasi pendataan pertanian sebagai bagian dari perbaikan tata kelola perkebunan nasional yang harus segera dicapai.
Untuk wujudkan hal tersebut, Direktorat Jenderal Perkebunan terus bersinergi dengan berbagai pihak untuk memperkuat hulu hingga hilir perkaretan Indonesia, baik produksi maupun produktivitas pekebun karet.
“Sangat penting bagi pelaku industri untuk bermitra dengan kelembagaan pekebun karet agar asal usul pasokan bahan baku dapat terawasi dengan baik. Mari bersama-sama saling menguatkan.” Plt. Direktur Jenderal Perkebunan, Heru Tri Widarto, Senin (25/11/2024).
Lebih lanjut Heru menekankan, harus ada sinergi seluruh pihak untuk memperluas pangsa pasar atau ekspor, baik dengan cara melalui peningkatan produksi dan produktivitas serta mutu karet untuk menjamin harga ditingkat petani, serta mendorong motivasi pekebun dalam usaha tani karet.
Lebih jauh, Heru berharap kepada para pekebun karet, agar terus semangat menjaga kualitas produksi karetnya, sehingga nantinya dampak positifnya akan terasa, harga akan semakin membaik.
“Kalau karet kita bagus dan kualitasnya baik, maka akan dipertimbangkan dan mudah-mudahan harganya juga akan selalu bagus. Ini tidak bisa dilakukan sendiri-sendiri, harus bersama berkolaborasi dan terlibat baik peneliti karet, pekebun karet, dinas pemda, perusahaan maupun pelaku usaha perkebunan lainnya,” ujarnya.