Panennews.com – Di ujung Kecamatan Tayu, Kabupaten Pati, Provinsi Jawa Tengah, terdapat sebuah pantai indah yang menyajikan nilai estetik berupa hutan mangrove.
Potensi itulah yang menjadikan warga kabupaten berjuluk Bumi Mina Tani tertarik mengunjungi Desa Tunggulsari karena hutan mangrove-nya yang rimbun dan subur. Inilah Pantai Mina Mangrove.
Perlu diketahui, potensi tanaman mangrove di sana tak hanya untuk penangkal abrasi di peisisir, kebermanfaatan mangrove ternyata berguna bagi pengrajin batik.
Mengingat, kulit batang dan akar tanaman mangrove yang ditanam pada kawasan tersebut, bisa dijadikan pewarna alami batik.
Seorang pembina lingkungan di Pantai Mina Mangrove, Karnawi menyatakan bahwa kulit tanaman mangrove yang tumbuh di pantai Desa Tunggulsari bisa digunakan sebagai pewarna alami untuk batik.
Umumnya, pengrajin batik cenderung lebih suka menggunakan akar mangrove daripada batangnya. Ia menambahkan bahwa baik kulit batang maupun akar menghasilkan warna yang serupa.
“Yang bagus untuk pewarna alami membuat batik kulit dari batang. Namun kalau diambil dari batangnya itu bisa mati. Akhirnya kita memutuskan akarnya,” kata Karnawi, Kamis (28/11/2024).
“Ternyata sama, warna juga sama, dicacah lalu direbus di biarkan dua hari atau tiga hari nanti bisa untuk pewarna alami,” imbuhnya.
Dia berpendapat bahwa warna yang lebih cerah juga dapat diperoleh dari buahnya. Tetapi, untuk mendapatkan warna yang lebih mencolok, dapat diperoleh dari kulit akar.
“Ini banyak dari buahnya juga bisa, tapi beda-beda, kalau ini muda, kalau ini lebih tua, kalau yang pewarna alaminya,” sebut Karnawi.
Diketahui, jenis mangrove yang cocok untuk pewarna alami batik yakni Rhizophora. Sedangkan, untuk jenis Avicennia cocok untuk bahan masakan, khusus pada buahnya.
“Yang ada yang di Rhizophora saja, yang ada akarnya. Kalau yang di Avicennia kan tidak ada, hanya akar paku saja yang ada. Kalau Avicennia dimanfaatkan biji dan buahnya untuk bahan masakan, biasanya diurap,” jelasnya.
Sebagai informasi, wisata Pantai Mina Mangrove sudah mulai dibuka pada 2018. Pantai Mina terlihat masih natural, dengan pemandangan yang menyegarkan penglihatan menarik minat wisatawan berkunjung di pantai yang dikelilingi tanaman bakau tersebut.