Panennews.com – Opsi rencana impor beras 1 juta ton di akhir tahun 2024 dan awal 2025 oleh Kementerian Perdagangan harus di hitung dengan cermat. Pasalnya, sepanjang tahun 2024 Indonesia sudah impor 3,5 juta ton beras.
“Boleh saja prediksi dan opsi soal produksi beras nasional, tapi soal impor 1 juta Ton beras dari India pastikan produksi dalam negeri dan penyerapan gabah petani maksimal dulu” papar Riyono Anggota Komisi 4 DPR FPKS, Kamis (31/10/2024).
Berdasarkan catatan BPS, 2020 pergerakan produksi beras mencapai 54,56%, masih lebih tinggi ketimbang 2019 yang hanya 54,60%. Sementara total luasan panen pada 2020 lalu mencapai 10,66 juta hektar, dengan sentra produksi terbesarnya Provinsi Jawa Timur.
“Harga gabah kering giling di tingkat petani masih mengalami kenaikan, sebesar Rp5.320 atau naik 0,03 persen. Ke depan, pergerakan produksi harga gabah kering panen masih akan meningkat,” ungkapnya.
Di samping itu, imbuh Riyono, produksi beras pada 2020 lalu juga naik 31,33% ketimbang 2019 hanya 31,31%. Meski naik tipis, pemerintah berhasil mengendalikan produksi beras, sehingga kebutuhan masyarakat masih tercukupi dengan baik.
“Produksi beras 2022 sebesar 54,75 ton GKG setara 31,54 juta ton beras naik 0,59% dari 2021 sebesar 184.50 ribu ton dengan luas panen 10,54 juta Ha. 2023 turun 2,29% menjadi 53,98 juta GKG setara 31,10 juta ton beras. Kebutan beras nasional tahun 2023 tertinggi sejak 5 tahun terakhir dengan kisaran 22,64 juta ton beras,” urainya.
Sementara itu, data BPS memperkirakan produksi 2024 juga turun di kisaran 52,66 juta GKG setara 30,34 juta ton beras. Turun 1,32 juta ton dibanding 2023.
“Produksi gabah turun seiring turunnya luasan lahan produktif kita, tetapi turunnya masih dalam batas ‘margin’ error yang sebenarnya bisa di toleransi untuk kebutuhan dalam negeri” tambah Riyono.
Pernyataan Kepala Badan Pangan Nasional Arief PA berdasarkan Kerangka Sampel Area (KSA) Badan Pusat Statistik (BPS), diproyeksikan produksi beras sejak Juni sampai September 2024 terus bertumbuh.
Lebih lanjut, adapun estimasi produksi beras di Juni 2,06 juta ton dan meningkat pada bulan Juli menjadi 2,18 juta ton.
Peningkatan secara signifikan terjadi pada estimasi produksi beras di Agustus dan September yang masing-masing dapat mencapai angka 2,66 juta ton dan 2,96 juta ton. Angka itu sudah di atas kebutuhan konsumsi beras bulanan secara nasional yakni sebesar 2,55 juta ton.
“Jika mau impor, cek dulu penugasan ke Bulog untuk serap gabah petani 600.000 ton bagaimana realisasinya? Jika belum terpenuhi ya optimalkan dulu gabah petani, jangan beras petani asing” tutup Riyono.