Peneliti BRIN Sebut Teknologi Omic, Dukung Produktivitas Pangan Hewani

oleh -5 views
Ilustrasi Peternakan Ayam
Peternakan Ayam - Foto: IG/broilerfarm

Panennews.com – Indonesia sebagai negara tropis memainkan peran strategis dalam menyediakan pangan bagi hampir setengah populasi penduduk dunia.

Khusus bidang peternakan, pangan yang dihasilkan sebagai sumber protein asal hewan mengharuskan memiliki kualitas baik.

Permasalahan utama yang dialami sektor peternakan tropis yaitu pemenuhan kebutuhan produk pangan hewani, baik dari sisi kuantitas dan kualitas.

Salah satu upaya BRIN dalam memperbaiki dan meningkatkan produktivitas yaitu melalui pendekatan yang memanfaatkan teknologi omic.

Kepala Organisasi Riset Pertanian dan Pangan BRIN Puji Lestari menyampaikan, pendekatan riset berbasis teknologi omic menawarkan pemahaman lebih mendalam bagaimana respon fisiologis pada hewan dan tanaman dalam upaya meningkatkan produktivitas.

Hadirnya teknologi omic (metagenomics, transcriptomics, metaproteomics, dan metabolomics) memungkinkan dilakukannya studi metabolisme hingga level molekuler.

“Pemanfaatan teknologi omics dalam konteks riset khususnya bidang peternakan ke depan akan semakin umum digunakan,” kata Puji, dalam webinar Risnov Ternak#6, bertajuk “Pendekatan Omic dalam Riset Pertanian dan Pangan: From Theories to Practicals,” Kamis (10/10/2024).

Baca Juga :   Begini Langkah Kementan, Tangani Kasus Kematian Kerbau Di Sumsel

Lebih lanjut, pihaknya terbuka untuk berkolaborasi dengan berbagai mitra, baik perguruan tinggi, pemerintah daerah, maupun mitra swasta/perusahaan/stakeholder lainnya.

Hal ini sesuai dengan kebijakan open platform BRIN dalam konteks SDM, insfrastruktur, dan jejaring, serta co-research space untuk semua pihak. Sehingga, BRIN hadir untuk menjadi hub kolaborasi dan enabler multipihak.

“Hal ini sangat penting agar kontribusi semua pihak pada sektor iptek dapat ditingkatkan dan ekosistem riset dan inovasi nasional semakin dinamis. Sehingga pertumbuhan ekonomi dapat terjadi secara merata pada semua sektor, salah satunya bisnis sektor peternakan,” tambah Puji.

Sementara itu, Kepala Pusat Riset Peternakan BRIN Santoso mengungkapkan, inovasi telah membuktikan umat manusia mampu keluar dari bencana kelaparan seiring dengan adanya penemuan pada 1960 berupa teknik pertanian baru, penggunaan pupuk, serta penemuan varietas unggul yang lebih dikenal dengan revolusi hijau, yang mampu meningkatkan produktivitas pangan dua sampai tiga kali lipat dari teknik sebelumnya.

Baca Juga :   Program ICare, Inovasi Pertanian Dorong Digital Ditingkat Petani Garut

Seiring dengan perkembangan zaman, hasil tersebut masih belum bisa menutupi kebutuhan pangan saat ini. Sehingga, diperlukan peran ilmu pengetahuan dan teknologi yang mampu menghasilkan berbagai penemuan baru, yang diharapkan dapat memberikan terobosan yang tidak dapat dicapai hanya dengan menggunakan teknologi konvensional.

“Aplikasi teknologi terbaru ini diharapkan lebih presisi dan cepat diterapkan sehingga dapat meningkatkan efektifitas dan presisi sesuai dengan tantangan yang semakin kompleks dari waktu ke waktu. Salah satunya adalah dengan pendekatan riset berbasis omic, yang kita harapkan dengan riset ini, dapat mengetahui lebih dalam, khususnya pada bidang peternakan serta pertanian untuk meningkatkan produktivitas,” ungkap Santoso.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.