Pantau Kebakaran Hutan Gambut, BRIN Luncurkan Aplikasi SIMOCAKAP

oleh -6 views
forest-fire-432870__340
Foto : Pixabay

Panennews.com – Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) meluncurkan SIMOCAKAP, sebuah sistem pemantauan cuaca, kebakaran lahan hutan, dan kabut asap berbasis partisipasi masyarakat.

Aplikasi ini dikembangkan untuk mengatasi permasalahan kompleks lahan gambut di Riau, salah satu wilayah dengan lahan gambut terluas di Indonesia.

Dengan SIMOCAKAP, masyarakat dapat berperan aktif dalam memantau kondisi lingkungan sekitar dan memberikan informasi terkini mengenai potensi kebakaran lahan.

Teknologi berupa aplikasi sistem monitoring cuaca kebakaran lahan dan kabut asap yang disingkat SIMOCAKAP merupakan salah satu hasil dari kolaborasi riset antara BRIN dengan CSEAS-Kyoto University, STAIN Bengkalis, Politeknik Bengkalis, dan Universitas Riau.

Lebih lanjut, kolaborasi riset ini bertujuan untuk mencari solusi yang komprehensif dan berkelanjutan terhadap permasalahan kompleks pada lahan gambut.

Sementara itu, Kepala Pusat Riset Iklim dan Atmosfer, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Albertus Sulaiman menyebutkan kehadiran sebuah sistem monitoring pemantauan cuaca, kebakaran lahan, dan kabut asap sangat dibutuhkan untuk wilayah Indonesia mengingat Indonesia sebagai negara dengan lahan gambut tropis terluas di dunia.

Baca Juga :   Kenali Bakau Minyak, Spesies Bakau Yang Keberadaannya Bermanfaat Bagi Ekologis

“SIMOCAKAP merupakan platform monitoring pemantauan cuaca, kebakaran lahan, dan kabut asap berbasis partisipasi masyarakat,” ujarnya saat menjadi pembicara talkshow Bincang Sains Kawasan Bandung-Garut (BISAAN BANGGA) bertajuk “Sistem Monitoring Cuaca, Kebakaran Lahan dan Kabut Asap”, pada Rabu (23/10/2024).

Sulaiman menambahkan bahwa pendekatan sistem ini menggabungkan teknologi dan partisipasi aktif masyarakat untuk memantau dan mengidentifikasi situasi darurat atau kondisi cuaca secara realtime.

“Aplikasi ini dikembangkan oleh BRIN untuk mendeteksi kebakaran hutan dan lahan (karhutla) sejak dini. Saat ini, area risetnya masih di Riau dan Pulau Bengkalis,” tegasnya

Menurutnya, SIMOCAKAP memungkinkan masyarakat untuk berperan aktif sebagai kontributor data yang diintegrasikan dengan hasil perekaman sensor cuaca. Informasi yang disajikan meliputi berbagai data cuaca, titik api, kualitas udara, dan tinggi muka air tanah dari berbagai sumber.

Baca Juga :   Cegah Kekeringan, Petani Di Bekasi Terus Lakukan Pompanisasi Ke Lahan Pertanian

“Dengan pemantauan realtime, kita dapat mendeteksi kebakaran lahan dan mengukur kabut asap. Ini sangat membantu pengambil kebijakan untuk langkah mitigasi yang cepat,” ucapnya.

Untuk itu, BRIN terus melakukan riset dengan melibatkan berbagai institusi, baik dalam maupun luar negeri untuk memahami bagaimana interaksi antara karbon dan tinggi muka air yang ada di lahan gambut dan hubungannya dengan dinamika atmosfer serta iklim yang diyakini mempengaruhi sirkulasi global dunia.

Menurutnya, SIMOCAKAP bukan hanya sekadar aplikasi, tetapi juga sebuah langkah maju dalam upaya menjaga kelestarian lingkungan.

Dengan melibatkan masyarakat secara aktif, diharapkan aplikasi ini dapat menjadi solusi efektif dalam mencegah kebakaran lahan dan menjaga kualitas udara di wilayah Riau. BRIN berkomitmen untuk terus mengembangkan SIMOCAKAP agar semakin bermanfaat bagi masyarakat luas.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.