Dispertan Pati Genjot Inovasi Pertanian di Pati, Demi Meningkatkan Produktivitas

oleh -2 views
Petani bawang merah di Kabupaten Pati, Provinsi Jawa Tengah
Petani bawang merah di Pati, Jawa Tengah.(Panennews.com/Ahmad Muharror)

Panennews.com – Dinas Pertanian (Dispertan) Kabupaten Pati, Provinsi Jawa Tengah, mendorong inovasi pertanian agar hasil produksi petani meningkat.

Apalagi, sejauh ini produksi pertanian di Bumi Mina Tani mengalami penurunan, khususnya komoditas padi.

Kepala Bidang (Kabid) Penyuluh Pertanian Lapangan Dispertan Kabupaten Pati, Gunawan, mengatakan hasil pertanian padi di Pati tahun 2022-2023 mengalami penurunan.

“Pada prinsipnya produksi kita (pertanian di Kabupaten Pati) dari 2022 sampai 2023 turun. Kami menggerakan petani, kelompok tani, perusahaan untuk berkolaborasi meningkatkan produksi tanaman padi di Pati karena situasi musim tidak menentu alias ekstrem,” ujarnya, Senin (21/10/2024).

Cuaca mempengaruhi pertanian di Kabupaten Pati, khususnya wilayah sawah tadah hujan. Mengingat, cuaca kini sulit ditebak.

Menurut Gunawan, kurangnya inovasi membuat produksi petanian merosot, sehingga pihaknya mengajak agar di tahun 2024 ini produksi pertanian stabil, bahkan meningkat.

Baca Juga :   Alih Fungsi Lahan di Bali Disebut Masif 10 Tahun Terakhir

“Kemungkinan tanpa inovasi maka produktivitas menurun, makanya kita mendorong siapapun meningkatkan produksi pertanian di Pati,” pesannya.

Dampak tersebut dirasakan langsung oleh petani. Salah satu petani asal Bumiharjo, Suwardi menuturkan bahwa di daerahnya produksi pertanian di musim panen terakhir menurun 50 persen.

Kondisi ini dipicu datangnya musim kemarau sejak akhir Maret sampai dengan Oktober ini.

“Di sini luas lahan pertaniannya 190 hektare. Petani menanam di sawah tadah hujan, mulai dari padi dua kali dan palawija sekali. Produksi turun 50 persen,” ujarnya.

Dirinya bersama kelompok tani berupaya melakukan inovasi pertanian dengan menggunakan pupuk cair makro-mikro. Pupuk tersebut diketahui berbasis teknologi nano, sehingga cocok untuk nutrisi tanaman di lahan kering.

Baca Juga :   Komisi V Minta Percepat Proyek Infrastruktur Di Sektor Pertanian

“Petani yang selama ini menggunakan pupuk tabur, ini sangat cocok penggunaan pupuk cair karena pupuk tabur hanya bisa digunakan ketika lahan dalam kondisi basah. Dengan pupuk cair, tanah tanpa diairi tetap dapat diaplikasikan, apalagi tanaman pasti kapanpun butuh asupan makan,” terang Suwardi.

Perlu diinformasikan, penggunaan pupuk cair dilakukan dengan menyemprot ke tanaman. Satu tangki mampu diisi dengan volume 25 mililiter. Jadwal penyemprotannya efektif dilakukan dua minggu sekali.

“Pupuk cair lebih efektif dibanding pupuk tabur, kalau cair langsung disemprot ke daun langsung selesai, yang terbuang sedikit. Satu tangki 25 mililiter, pupuk ini jadwal aplikasinya dua minggu sekali sehingga satu musim tanam nyemprot 3 kali,” urainya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.