BRIN Sebut Jagung Hibrida, Jadi Varietas Tahan Hama dan Perubahan Iklim

oleh -6 views
ilsutrasi jagung
Ilsutrasi Jagung - Foto : H. Wardi

Panennews.com – Jagung memiliki peran strategis dalam mendukung kebutuhan ketahanan pangan nasional serta membantu menopang pengembangan agribisnis. Di sisi lain iklim memiliki hubungan yang erat dengan produksi jagung.

Jagung merupakan tanaman pangan yang efisien dalam penggunaan air. Lahan sawah irigasi setelah tanaman padi, sawah sangat baik untuk ditanamani jagung. Baik secara olah tanah, maupun tanpa olah tanah.

Saat ini Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) melalui Pusat Riset Tanaman Pangan berkolaborasi dengan PT Conterva Agriscience Seeds Indonesia, Fakultas Pertanian Universitas Hasanudin, dan Universitas Udayana (UNUD) khususnya Fakultas Pertanian Program Lahan Kering, tengah mengembangkan varietas jagung yang mampu beradaptasi terhadap berbagai kondisi lingkungan dan perubahan iklim serta tahan terhadap hama penyakit.

Menurut Ketua Prodi Lahan Kering UNUD Arimaya Dewi, pihaknya menyambut baik program kerja sama ini. Kegiatan ini bisa menjadi ajang praktek penelitian bagi mahasiswa prodi lahan kering, seperti uji multi lokasi jagung hibrida yang tahan terhadap perubahan iklim serta hama penyakit. Hal tersebut disampaikannya saat proses panen di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian UNUD Denpasar Provinsi Bali.

Baca Juga :   Fasilitasi Olahan Bawang Di Sumenep, Upaya Kementan Jaga Harga Ditingkat Petani

Peneliti Ahli Utama Tanaman Pangan BRIN I Gusti Komang Dana Arsana selaku penanggung jawab kegiatan menyampaikan, saat ini telah ditemukan sekitar 10 jenis varietas sumber jagung hibrida baru. Selanjutnya dilakukan uji potensi hasil varietas tersebut di beberapa kabupaten di Indonesia termasuk di Bali.

Dijelaskan oleh Arsana, jagung hibrida merupakan jenis jagung yang dihasilkan dari persilangan antara dua atau lebih varietas jagung yang berbeda.

Tujuan dari pengembangan jagung hibrida untuk meningkatkan sifat-sifat tertentu, seperti hasil panen, ketahanan terhadap hama dan penyakit, serta adaptasi terhadap berbagai kondisi lingkungan.

“Uji coba di Bali dilakukan di tiga lokasi berbeda, pertama Kebun Percobaan Fakultas Pertanian UNUD dengan ketinggian ±10 meter di atas permukaan laut (mdpl). Kedua di Desa Kesiut, Kecamatan Kerambitan, Kabupaten Tabanan dengan ketinggian ±300 mdpl dan diperkirakan akan panen sebulan lagi. Terakhir di Desa Antapan, Kecamatan Baturiti, Kabupaten Tabanan dengan ketinggian ±1000 mdpl,” jelas Dana, Senin (07/10/2024).

Baca Juga :   Danrem 161/Wirasakti Panen Jagung Bersama Gubernur NTT di Desa Silu

Lebih lanjut diungkapkan Dana, jagung ini memiliki keunggulan dapat dipanen muda seperti jagung sayur, jagung rebus dajagung bakar, maupun di saat sudah tua yakni pipilan kering.

“Untuk panen saat ini dari 1 hektar lahan bisa menghasilkan tidak kurang dari 10 ton jagung pipilan kering. Selanjutnya, hasil panen akan dilakukan pemilihan dan verifikasi kembali untuk menemukan yang terbaik dari yang terbaik. Kebetulan selama pertanaman ini tidak ada hama penyakit yang menyerang,” tegasnya.

Sementara itu Roy Efendi, Periset perakitan varietas jagung hibrida dari Pusat Riset Tanaman Pangan BRIN menyampaikan, dirinya sedang menguji beberapa varietas jagung di 10 lokasi, salah satunya di Bali.

“Pengujian di Bali menggunakan 8 jenis hibrida, bertujuan untuk melepas jagung hibrida yang toleran tahan penyakit bulai, dan adaptif di dataran tinggi mapun lahan kering,” ungkap Roy.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.