Panennews.com – Hasil sensus pertanian 2023 (ST2023) di NTB, Jumlah Rumah Tangga Usaha Pertanian (RTUP) dan Usaha Pertanian Perorangan (UTP) mengalami kenaikan dibandingkan ST2013.
Kepala BPS NTB Wahyudin membeberkan, hasil pencacahan lengkap ST 2023 jumlah usaha pertanian di NTB sebanyak 769.283 unit. Jenis usaha pertanian paling banyak berupa UTP sebanyak 768.765 unit atau 99,93 persen.
Sedangkan usaha pertanian berbadan hukum (UPB) sebanyak 144 unit atau 0,02 persen, dan usaha tani lainnya (UTL) 374 unit atau 0,05 persen.
”Jumlah usaha pertanian tahun 2023 mengalami kenaikan 21,53 persen dari tahun 2013 yang sebanyak 633.016 unit,” bebernya.
Untuk UTP di NTB, tahun 2023 sebanyak 768.765 unit. Jumlah ini naik 21,48 persen dibandingkan tahun 2013 yang sebanyak 632.853 unit. UTP paling banyak terdapat di Kabupaten Lombok Timur dengan jumlah 205.352 unit atau 26,71 persen.
Selanjutnya Kabupaten Lombok Tengah 179.313 unit atau 23,32 persen, dan Kabupaten Bima sebanyak 102.258 unit atau 13,30 persen. Untuk UTP paling sedikit terdapat di Kota Mataram dengan jumlah 5.645 unit atau 0,73 persen dari UTP.
Turut dijelaskan, jumlah RTUP tahun 2023 sebanyak 756.168 rumah tangga. Artinya naik 25,90 persen dibandingkan tahun 2013 yang sebanyak 600.613 rumah tangga. Di antaranya, RTUP Tanaman Pangan meningkat 8,30 persen menjadi 512.539 rumah tangga.
RTUP Peternakan meningkat 24,10 persen menjadi 355.440 rumah tangga. RTUP Hortkultura meningkat 24,16 persen menjadi 178.535 rumah tangga. RTUP Perikanan meningkat 17,87 persen menjadi 41.083 rumah tangga.
Namun, terdapat beberapa subsektor yang mengalami penurunan jumlah RTUP.
Di antaranya RTUP Perkebunan turun 14,62 persen menjadi 149.374 rumah tangga. RTUP Jasa Pertanian turun 28,45 persen menjadi 9.792 rumah tangga.
Penurunan paling besar terjadi pada RTUP Kehutanan, yaitu 68,97 persen menjadi 31.699 rumah tangga.
”Rasio UTP terhadap RTUP 2023 sebesar 1,02 yang berarti pada 100 RTUP akan terdapat 102 UTP. Rasio UTP terhadap RTUP 2023 lebih rendah 0,03 poin daripada tahun 2013 yang sebesar 1,05,” jelasnya.
Wahyudin melanjutkan, jumlah UPB di NTB sebanyak 144 unit. Naik 171,70 persen dari 2013 lalu sebanyak 53 unit. UPB paling banyak terdapat di Kabupaten Sumbawa sebanyak 37 unit atau 25,69 persen. Disusul Kabupaten Bima 28 unit atau 19,44 persen, dan Lombok Timur 25 unit atau 17,36 persen.
”UPB paling sedikit terdapat di Kabupaten Lombok Tengah sebanyak satu unit atau 0,01 persen,” kata Wahyudin.
Sementara untuk UTL di NTB tahun 2023 sebanyak 374 unit. Naik 240,00 persen dari tahun 2013 yang sebanyak 110 unit. UTL paling banyak terdapat di Kabupaten Lombok Timur sebanyak 104 unit atau 27,81 persen.
Disusul Kabupaten Lombok Utara sebanyak 72 unit atau 19,25 persen, dan Kabupaten Lombok Barat sebanyak 53 unit atau 14,17 persen.
”UTL paling sedikit terdapat di Kabupaten Dompu sebanyak empat unit atau 1,07 persen,” ujarnya.
Sensus pertanian 2023 (ST2023) di NTB, Jumlah Rumah Tangga Usaha Pertanian (RTUP) dan Usaha Pertanian Perorangan (UTP) mengalami kenaikan dibandingkan ST 2013.
Kepala BPS NTB Wahyudin membeberkan, hasil pencacahan lengkap ST 2023 jumlah usaha pertanian di NTB sebanyak 769.283 unit. Jenis usaha pertanian paling banyak berupa UTP sebanyak 768.765 unit atau 99,93 persen.
Sedangkan usaha pertanian berbadan hukum (UPB) sebanyak 144 unit atau 0,02 persen, dan usaha tani lainnya (UTL) 374 unit atau 0,05 persen.
”Jumlah usaha pertanian tahun 2023 mengalami kenaikan 21,53 persen dari tahun 2013 yang sebanyak 633.016 unit,” bebernya.
Untuk UTP di NTB, tahun 2023 sebanyak 768.765 unit. Jumlah ini naik 21,48 persen dibandingkan tahun 2013 yang sebanyak 632.853 unit. UTP paling banyak terdapat di Kabupaten Lombok Timur dengan jumlah 205.352 unit atau 26,71 persen.
Selanjutnya Kabupaten Lombok Tengah 179.313 unit atau 23,32 persen, dan Kabupaten Bima sebanyak 102.258 unit atau 13,30 persen. Untuk UTP paling sedikit terdapat di Kota Mataram dengan jumlah 5.645 unit atau 0,73 persen pdari UTP.
Dijelaskan, jumlah RTUP tahun 2023 sebanyak 756.168 rumah tangga. Artinya naik 25,90 persen dibandingkan tahun 2013 yang sebanyak 600.613 rumah tangga.
Di antaranya, RTUP Tanaman Pangan meningkat 8,30 persen menjadi 512.539 rumah tangga.
RTUP Peternakan meningkat 24,10 persen menjadi 355.440 rumah tangga. RTUP Hortkultura meningkat 24,16 persen menjadi 178.535 rumah tangga. RTUP Perikanan meningkat 17,87 persen menjadi 41.083 rumah tangga.
Namun, terdapat beberapa subsektor yang mengalami penurunan jumlah RTUP. Di antaranya RTUP Perkebunan turun 14,62 persen menjadi 149.374 rumah tangga. RTUP Jasa Pertanian turun 28,45 persen menjadi 9.792 rumah tangga.
Penurunan paling besar terjadi pada RTUP Kehutanan, yaitu 68,97 persen menjadi 31.699 rumah tangga.
”Rasio UTP terhadap RTUP 2023 sebesar 1,02 yang berarti pada 100 RTUP akan terdapat 102 UTP. Rasio UTP terhadap RTUP 2023 lebih rendah 0,03 poin daripada tahun 2013 yang sebesar 1,05,” jelasnya.
Wahyudin melanjutkan, jumlah UPB di NTB sebanyak 144 unit. Naik 171,70 persen dari 2013 lalu sebanyak 53 unit. UPB paling banyak terdapat di Kabupaten Sumbawa sebanyak 37 unit atau 25,69 persen. Disusul Kabupaten Bima 28 unit atau 19,44 persen, dan Lombok Timur 25 unit atau 17,36 persen.
”UPB paling sedikit terdapat di Kabupaten Lombok Tengah sebanyak satu unit atau 0,01 persen,” kata Wahyudin.
Sementara untuk UTL di NTB tahun 2023 sebanyak 374 unit. Naik 240,00 persen dari tahun 2013 yang sebanyak 110 unit.
UTL paling banyak terdapat di Kabupaten Lombok Timur sebanyak 104 unit atau 27,81 persen. Disusul Kabupaten Lombok Utara sebanyak 72 unit atau 19,25 persen, dan Kabupaten Lombok Barat sebanyak 53 unit atau 14,17 persen.
”UTL paling sedikit terdapat di Kabupaten Dompu sebanyak empat unit atau 1,07 persen,” ujarnya.