Program Kemitraan Multistakeholders, Genjot Produksi Padi Dari Hulu Ke Hilir

oleh -6 views
publikasi_1726824431_66ed3fef3a903
Foto : Dok. Humas Kemenko Perekonomian

Panennews.com – Produksi dan penyediaan beras secara berkelanjutan menjadi faktor penting bagi Indonesia dalam memenuhi kebutuhan pangan pokok masyarakat.

Beberapa rapat koordinasi (rakor) dan diskusi dengan para ahli telah diinisiasi oleh Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian unit kerja Asisten Deputi Pangan, Deputi Bidang Koordinasi Pangan dan Agribisnis, untuk meningkatkan produksi dan produktivitas padi.

Rangkaian rakor dan diskusi merekomendasikan bahwa kebijakan peningkatan produksi dan produktivitas padi yang komprehensif perlu didukung pengembangan pola kemitraan atau kolaborasi antara Pemerintah, BUMN, dan juga swasta bersama kelompok tani (poktan), sehingga dapat dioptimalkan pemanfaatan adaptasi teknologi, akses pembiayaan, penyediaan sarana prasarana berdasarkan kebutuhan para petani maupun jaringan pemasaran.

“Kami optimis bahwa keberhasilan kolaborasi ini secara bertahap akan mampu menekan kemiskinan ekstrem dengan peningkatan pendapatan dan kesejahteraan petani. Selain itu, keberhasilan program ini dapat memasok bahan baku karbohidrat untuk pembuatan makanan sehat (makanan olahan bukan kemasan) untuk balita sehingga dapat mencegah stunting,“ ungkap Asisten Deputi Pangan Kemenko Perekonomian Muhammad Saifulloh, di Kabupaten Cirebon, Sabtu (21/09/2024).

Mempertimbangkan perlunya kerja sama lintas sektor dan pemangku kepentingan, Asisten Deputi Pangan menginisiasi adanya Program Kemitraan Multistakeholders Hulu-Hilir dengan pilot project di Desa Leuwidingding, Kabupaten Cirebon, untuk kemudian akan direplikasi di berbagai wilayah di Indonesia.

Baca Juga :   Dorong Kesejahteraan, Mentan SYL Gaungkan Pertanian Presisi

Kesepakatan multistakeholders dalam program kemitraan ini diawali dengan penandatangan Perjanjian Kerja Sama (PKS) dan Peluncuran Program Kemitraan Multistakeholders Hulu-Hilir yang dilaksanakan pada 19 September 2024 di Desa Leuwidingding.

Kolaborasi multistakeholders ini menghasilkan inovasi pembangunan irigasi dengan pompa listrik yang jauh lebih efektif dan efisien dibanding pompa berbahan bakar minyak (BBM).

Pengalihan pompa BBM menjadi pompa listrik tersebut berdampak pada efisiensi biaya dari Rp4,8 juta/pompa (dengan BBM) menjadi Rp720ribu/pompa (dengan listrik) dalam satu kali musim tanam.

“Yang paling penting dalam program kemitraan adalah komitmen dan dukungan intensif dari seluruh stakeholders untuk terus mendukung serta mendampingi para petani. Dengan harapan bahwa Desa Leuwidingding ini akan mampu menjadi salah satu buffer stock padi di Provinsi Jawa Barat dan juga nasional. Kami juga berharap agar program ini terus dirawat supaya mampu memberikan lebih banyak manfaat,” ujar Asdep Saifulloh.

Program kemitraan di Desa Leuwidingding tersebut membantu permasalahan sekitar 80 petani terkait kendala irigasi air bagi lahan seluas 61 hektare di musim kemarau, khususnya pada musim tanam ketiga.

Program ini melibatkan Dinas Pertanian Kabupaten Cirebon, Bank Indonesia, PT PLN (Persero), PT Pupuk Kujang, Perum BULOG, dan Poktan Tunas Harapan.

Lebih lanjut, Bank Indonesia melalui program kerja yang mendukung TPIP dan TPID, khususnya dalam pengendalian inflasi pangan, juga memfasilitasi petani padi berupa pemberian 20 pompa listrik.

Baca Juga :   Keunggulan dan Kekurangan Padi Jenis In-Pari 32

Sedangkan, PT PLN dengan program Agriculture Electricity mendukung petani dengan membangun jaringan listrik sepanjang 927 meter dengan total kapasitas 100 KVA di areal sawah.

Kemudian, PT Pupuk Kujang menjamin ketersediaan pupuk komersil untuk petani, serta Perum BULOG sebagai offtaker untuk penguatan Cadangan Beras Pemerintah (CBP) maupun kebutuhan komersial siap membeli hasil panen.

Sementara itu, Kepala Desa Leuwidingding menyampaikan bahwa setelah adanya pompa listrik, air dari sumber mata air dapat dialirkan melalui saluran irigasi yang melewati area persawahan sehingga 61 hektare lahan dapat terairi dengan baik.

Perwakilan dari Bank Indonesia juga menuturkan bahwa program ini diharapkan mampu menjaga inflasi. Dan, Kepala UP3 PLN Cirebon juga berharap dapat terlibat lebih banyak lagi dalam program-program kemandirian pangan dan peningkatan kesejahteraan petani.

“Mari kita bersama-sama melakukan perubahan dan terobosan yang lebih efektif dan efisien untuk meningkatkan produktivitas, kualitas, dan nilai tambah komoditas padi, melalui inisiatif kolaborasi dan kemitraan yang saling menguntungkan. Keberhasilan program kemitraan di Desa Leuwidingding ini akan dijadikan pilot project bagi program pengembangan padi di wilayah lain di Indonesia,“ pungkas Asdep Saifulloh.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.