Panennews.com – Menjadi salah satu desa dengan potensi perikanan tambak yang besar di Lamongan, Desa Labuhan Brondong yang dikenal sebagai Kampung Kerapu ini dapat meraih omset hingga 200 milyar rupiah setiap tahunnya dari budidaya ikan kerapu.
Hadir dalam kegiatan Panen Raya juga Festival Kerapu di Labuhan, Bupati Yuhronur Efendi mengatakan bahwa meski banyak yang ingin mendirikan industri di Labuhan namun Pemkab Lamongan akan terus mempertahankan Labuhan sebagai kawasan budidaya perikanan.
Event Festival Ikan Kerapu Panen Raya 2 ini, dikatakan Pak Yes sekaligus untuk mempertegas bahwa Desa Labuhan masih tetap eksis sebagai produsen pemasok ikan kerapu, yang setiap tahunnya semakin mengalami peningkatan.
“Ini sekaligus untuk semakin menguatkan brand Kampung kerapu di Labuhan, sehingga akan lebih dikenal lagi karena kenyataannya memang demikian, baik dari sisi produksi, jumlah panen juga setiap tahun semakin, naik pendapatan petambak juga semakin naik. Kalau kita lihat Rp.100.000 per kilo, bayangkan satu kolam itu mendapatkan sekitar 300 juta setiap panen, panennya setiap 7 bulan sekali. Tentu dengan demikian kawasan ini terus kita pertahankan sebagai kawasan perikanan, di tata ruang kota juga di kawasan ini kita siapkan untuk budidaya perikanan,” terang Pak Yes, Minggu (08/09/2024).
Selain itu, dijelaskan Ketua Panitia Penyelenggara Acara Heri Susanto bahwa budidaya ikan kerapu yang ada di Desa Labuhan terus berkembang dari tahun ke tahun, dan mampu menghasilkan sebanyak 2.000 ton kerapu segar per tahun.
“Jika 2.000 ton dikalikan dengan harga ikan kerapu sekarang yang notabennya Rp. 100.000 per kilo, maka hasilnya adalah 200 milyar putaran uang di Desa Labuhan. Itu hanya dari budidaya kerapu, belum ikan yang lain,” jelas Heri.
Sementara itu, berdasarkan data yang dihimpun Dinas Perikanan Lamongan, selamat tahun 2023 hasil perikanan tangkap di Lamongan sebanyak 87.218,84 ton.
Lebih lanjut, sedangkan hasil perikanan budidaya sebanyak 48.978,07 ton, serta produk hasil olahan perikanan sebanyak 92.052.890 kg, dengan indeks harga yang diterima petani nelayan juga meningkat dari 134 di Tahun 2022 menjadi 139,18 di tahun 2023.