Optimalisasi CPP, Bapanas Sebut Jadi Kunci Inflasi Pangan Terkendali

oleh -5 views
download (23)
Foto : Dok. Kementan

Panennews.com – Inflasi pangan yang terkendali secara terarah dan sesuai dengan target yang dicanangkan pemerintah, diwujudkan melalui kolaborasi oleh pemerintah bersama stakeholder pangan yang relevan.

Badan Pangan Nasional/National Food Agency (NFA) yang selama ini berperan sebagai katalisator dalam pembentukan ekosistem pangan, telah memberikan impak positif terhadap kestabilan inflasi pangan dengan pergerakan indeks yang sesuai harapan.

Salah satu langkah kunci yang jadi stimulan pengendali inflasi adalah implementasi berbagai program intervensi dengan optimalisasi pendayagunaan stok Cadangan Pangan Pemerintah (CPP).

Kepala NFA Arief Prasetyo Adi menggarisbawahi skema tersebut memerlukan ada keberlanjutan, terutama dalam menyongsong fase urgen perberasan terkait adanya kemungkinan selisih defisit antara produksi bulanan dengan kebutuhan konsumsi di akhir 2024 dan awal 2025 mendatang.

“Kami meyakini program intervensi yang pemerintah terapkan beberapa tahun terakhir, telah jadi bagian integral dalam strategi pengendalian inflasi nasional. Dari itu, Badan Pangan Nasional menginisiasi pelaksanaan program bantuan pangan dan SPHP (Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan) yang berkontribusi secara ekstensif dan ikut andil sebagai penekan instabilitas inflasi pangan,” beber Arief dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Rabu (11/09/2024).

Baca Juga :   Badan POM Dukung Penuh Daya Saing UMKM Pangan dan Obat Tradisional

Selain itu, Arief pun juga mengemukakan pihaknya menaruh atensi serius terhadap pergerakan inflasi beras di setiap bulannya.

Menurutnya dalam masa paceklik, utamanya beras, kerap membuat indeks inflasi beras jadi menanjak. Data Badan Pusat Statistik (BPS) mengatakan inflasi beras tercatat pernah menorehkan indeks tertinggi selama 2,5 tahun terakhir, tepatnya terjadi pada September 2023 yang berada di 5,61 persen.

Kala itu, bantuan pangan (banpang) beras tahap pertama sebagai salah satu program intervensi pemerintah, perdana digulirkan pada April sampai Juni 2023.

Tercatat inflasi beras di Juni 2023 sangat baik dengan berada di level 0,13 persen. Banpang beras kembali digulirkan pada September 2023 dengan inflasi beras 5,61 persen, guna memberikan efek represi.

Baca Juga :   Mencicipi 'Manisnya' Bisnis Kopi Keliling Di Jogja

Hasilnya inflasi beras pada Oktober 2023 seketika menurun menjadi 1,72 persen dan terus membaik sampai Desember 2023 dengan berada di 0,48 persen.

“Yang terbaru, banpang beras kembali berhasil menjadi salah satu instrumen penekan terhadap inflasi beras. Di Juli ini inflasi beras 0,94 persen. Lalu sesuai arahan Bapak Presiden Joko Widodo, kita ketahui selama Agustus 2024, banpang beras kembali digelontorkan. Dari 0,94 persen kemudian menurun menjadi 0,32 persen di Agustus 2024. Ini sangat baik dan perlu dilanjutkan,” ujar Kepala NFA Arief Prasetyo Adi

“Untuk itu, minggu lalu Badan Pangan Nasional telah mengajukan usulan tambahan anggaran ke Komisi IV DPR RI untuk keberlanjutan program bantuan pangan dan SPHP di tahun depan dan alhamdulilah telah disetujui. CPP yang dikelola BUMN pangan, wajib diperkuat secara total stok. Dalam upaya penguatan stok itu, BUMN pangan juga perlu disokong pendanaan, terutama kepastian adanya anggaran dari negara,” tandasnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.