Panennews.com – Menteri LHK Siti Nurbaya mengunjungi Persemaian Liang Anggang (PLA) yang berlokasi di Kawasan Hutan Lindung Kel. Landasan Ulin Barat Kec. Lianganggang, Kota Banjarbaru. Prov. Kalimantan Selatan.
Kunjungan ke persemaian skala besar tersebut merupakan dalam rangka melihat perkembangan pembangunan Persemaian Liang Anggang (PLA) yang hampir rampung.
Adapun ini merupakan salah satu dari delapan persemaian skala besar nasional yang telah terbangun yaitu di Toba – Sumut, Likupang – Sulut, Labuan Bajo – NTT, Rumpin – Jawa Barat, Mentawir – IKN, Mangrove G20 – Bali dan Mandalika – NTB.
Dengan luas total 14 ha dan luas areal produksi seluas 6.6 Ha. PLA dibangun atas kolaborasi antara Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) dengan Kementerian PUPR Ditjen Sumber Data Air BWS Kalimantan III untuk penyediaan airnya, dan PT. Adaro Energy Indonesia untuk konstruksi areal produksinya.
Lebih lanjut, PLA mempunyai kapasitas produksi 10 juta batang/tahun dengan jenis bibit kayu-kayuan, HHBK, endemik, dan estetik.
“Kita berharap ini bisa dilihat dan diresmikan oleh Bapak Presiden nanti dan persemaian ini sebagai bentuk upaya dalam menghijaukan sebagian dunia Indonesia, ujar Menteri Siti, Kamis (05/09/2024).
Menteri Siti pun berujar jika pembangunan persemaian seperti PLA ini melalui Skema Public Private Partnership (PPP) yang melibatkan kolaborasi antara pemerintah dan sektor swasta.
Jika kerja kolaborasi seperti ini dapat berjalan baik diseluruh Indonesia, ia meyakini Indonesia akan menjadi subur makmur, lebih hijau, dan akan terdapat nilai positif yang kembali dari alam, yaitu nilai karbon.
Untuk menunjang hal tesebut, Pemerintah mendorong semua pihak untuk berkolaborasi dalam percepatan pemulihan lingkungan, termasuk upaya peningkatan tutupan hutan dan lahan atau reforestasi.
Sementara itu, arahan Presiden RI bahwa Indonesia serius dalam menangani dampak perubahan iklim melalui produksi bibit di persemaian skala besar.
Pemerintah akan membangun 30 Persemaian skala besar dengan melibatkan perusahaan swasta yang bergerak di sektor perkebunan dan pertambangan, yang memiliki kepedulian dan komitmen untuk turut serta dalam mendukung aksi mitigasi perubahan iklim dan pembangunan nasional.
“Bibit yang dihasilkan akan ditanam di area rawan bencana, lahan kritis sehingga mengurangi risiko bencana dan melakukan perbaikan lingkungan” tutup Menteri LHK.