Kembangkan Hilirisasi Kratom, Menteri Teten : Dorong Ekonomi Masyarakat

oleh -7 views
thumb_1726564817_1
Foto : Dok. Kemenkop UKM

Panennews.com – Menteri Koperasi dan UKM (MenkopUKM) Teten Masduki menekankan pentingnya hilirisasi dalam mengembangkan aneka produk dari kratom melalui koperasi di Kalimantan.

“Saat ini, proses produksi Kratom itu sudah bisa dilakukan oleh koperasi,” kata MenkopUKM, Teten Masduki, usai mengunjungi Sentra Produksi Kratom milik Koperasi Produsen Anugerah Bumi Hijau (Koprabuh) cabang Kalimantan Timur, di Tenggarong Seberang, Kabupaten Kutai Kartanegara, Selasa (17/09/2024).

Adapun kratom merupakan tanaman endemik Asia Tenggara yang sejak lama daunnya dimanfaatkan secara tradisional oleh masyarakat sebagai tumbuhan herbal dan memiliki nilai ekonomi yang cukup besar.

Didampingi Deputi Bidang Perkoperasian KemenkopUKM Ahmad Zabadi dan CEO Koperasi Koprabuh Indonesia, Yohanis Walean, Menteri Teten menambahkan, langkah strategis pengembangan produk kratom bahkan sudah ada dibahas di Rapat Kabinet yang dipimpin Presiden Jokowi.

“Karena, ini sangat layak untuk dikembangkan sebagai peningkatan ekonomi masyarakat di Kalimantan,” kata Menteri Teten.

Selain itu, MenkopUKM juga optimistis hilirisasi produk kratom dapat dilakukan apalagi Koperasi Koprabuh sudah melakukan riset yang cukup mendalam. Dan ini bisa menjadi bahan baku bagi supply chain untuk industri farmasi, makanan dan minuman, serta sektor-sektor lainnya.

Baca Juga :   Agar UMKM Maju, Kemendag Siapkan Program Siap Ekspor

“Ini yang ingin kita kembangkan produksinya, dan bisa jadi bahan baku berbagai industri mulai dari industri makanan dan farmasi” kata Menteri Teten.

Bahkan, terkait pasar, Menteri Teten menyebutkan, permintaan dunia sudah semakin besar. Berdasarkan data Kementerian Perdagangan, nilai ekspor kratom selalu mengalami pertumbuhan dengan tren sebesar 15,92 persen per tahun, sejak 2019.

Salah satu negara tujuan ekspor utama kratom Indonesia adalah Amerika Serikat. Pada periode Januari-Mei 2023, porsi AS mencapai 4,86 juta dolar AS atau 66,30 persen dari total ekspor kratom Indonesia.

“Jangan sampai negara lain yang mengambil potensi besar dan keuntungan dari kratom ini,” kata MenkopUKM.

MenkopUKM pun mengingatkan agar masyarakat tidak menjual bahan mentahnya saja, namun harus diolah agar terwujud hilirisasi. Menteri Teten meyakini, embrio untuk teknologi hilirisasi tersebut sudah ada.

“Ini sebenarnya hilirisasi, supply chain-nya, bahan bakunya, dari para petani. Hilirisasinya butuh teknologi, dan itu tidak mahal. Ini bisa dipakai di Rumah Produksi Bersama,” kata MenkopUKM.

Baca Juga :   Sidak Pasar Di Manokwari, Wamentan Sebut Harga Cabai Lokal Relatif Stabil

Ke depan, Menteri Teten berharap kratom harus menjadi produk yang memiliki nilai tambah dan nilai ekonomi lebih.

“Dan ini bisa menjadi produk unggulan dari Kalimantan, sehingga bisa dongkrak ekonomi daerah itu sendiri” kata MenkopUKM.

Bahkan, dengan pengembangan bahan baku lokal yang melibatkan banyak orang, hal ini bisa mengangkat kesejahteraan masyarakat.

Yang pasti, komoditas kratom memiliki potensi sangat tinggi bagi peningkatan kesejahteraan petani, pendapatan daerah, dan pendapatan nasional, sehingga perlu ada regulasi tata kelola kratom yang melindungi kepentingan petani dari tengkulak maupun eksportir nakal.

Sementara itu, Yohanis Walean menyatakan bahwa produk Kratom sudah masuk kategori herbal dan legal ekspor yang memiliki potensi besar untuk dikembangkan.

“Istilahnya adalah Emas Hijau, yang potensinya lebih besar dari sawit, sehingga komoditas ini harus kita jaga dan kita produksi sebagai peningkatan ekonomi masyarakat” ucap Yohanis.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.