Panennews.com – Komisi IV DPR RI bersama Kementerian Pertanian melakukan kunjungan kerja ke Pasar Atas Kota Cimahi, Jawa Barat.
Kunjungan ini bertujuan untuk memantau ketersediaan dan harga barang kebutuhan pokok, seperti beras, bawang, cabai, sayuran, serta produk pangan asal ternak, termasuk daging sapi, ayam, dan telur.
Wakil Ketua Komisi IV DPR RI, Anggia Erma Rini, mengatakan bahwa kunjungan ini merupakan bagian dari pengawasan terhadap ketersediaan pangan bagi masyarakat.
“Tadi kita sudah lihat pasar, sudah cek harga, cek kondisi, ketersediaan pangan baik itu beras, cabai, dan semuanya (sayuran, daging sapi, daging ayam, telur ayam), yang jelas sejauh ini tidak banyak masalah yang kita temukan. Masyarakat untuk membeli juga mampu artinya masih terjangkau dari sisi harga,” ujar Anggia, Rabu (18/09/2024).
Sementara itu, Pj Sekretaris Daerah Kota Cimahi, Budi Raharja, melaporkan bahwa harga pangan di Cimahi sedang menunjukkan tren positif.
“Alhamdulillah terkait pasokan dan stabilisasi harga dapat kami kendalikan, sehingga masyarakat tidak usah khawatir akan ketersediaan dan juga harganya” katanya.
Sementara itu, Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan, Agung Suganda, yang turut dalam kunjungan tersebut, memastikan bahwa ketersediaan bahan pangan, khususnya produk pangan asal ternak, di Cimahi dan Jawa Barat secara umum masih stabil.
“Pasokan produk asal ternak berupa dan seperti daging sapi, ayam, dan telur masih aman,” ujarnya.
Selain itu, Agung juga menyoroti pentingnya produk pangan asal ternak dalam program pemenuhan gizi nasional, terutama empat komoditas utama yakni daging ayam, telur, daging sapi, dan susu.
Menurutnya, Indonesia saat ini sudah mencapai swasembada unggas, dengan surplus daging ayam nasional sebesar 120 ribu ton dan telur ayam sebanyak 170 ribu ton.
“Kita berhasil mempertahankan swasembada unggas meskipun banyak negara produsen yang ingin mengekspor ke Indonesia,” jelasnya.
Lebih jauh, Agung juga mengakui bahwa melimpahnya produksi daging ayam dan telur berpotensi menimbulkan fluktuasi harga di tingkat peternak. Namun, ia optimis masalah ini bisa diatasi dengan koordinasi antara pemerintah dan pihak terkait.
“Kami bersama Bapanas, Kemenko Perekonomian, Kementerian Perdagangan, serta asosiasi dan pemerintah daerah berupaya menjaga harga agar tetap stabil di tingkat peternak,” tambahnya.
Dalam upaya mendukung program makan bergizi, Agung juga menekankan pentingnya ketersediaan daging sapi dan susu. Dia mendorong investasi di subsektor peternakan, terutama untuk sapi perah dan sapi potong.
Menurut Agung, investor telah berkomitmen mendatangkan lebih dari 1 juta ekor sapi perah dan 600 ribu ekor sapi pedaging untuk mendukung kebutuhan nasional.
“Dengan kerja sama semua pihak, kita optimis bisa mengurangi impor susu dan daging sapi, serta terus mendukung program makan bergizi menuju generasi emas 2045,” ujar Agung.