Jampisawan Launching Beras Kemasan, Kualitas dan Harga Berani Bersaing

oleh -34 views
Juru bicara Jampisawan, Ari Subekti dan jajaran memamerkan produk beras kemasan. (Panennews.com/Ahmad Muharror)
Juru bicara Jampisawan, Ari Subekti dan jajaran memamerkan produk beras kemasan. (Panennews.com/Ahmad Muharror)

Panennews.com – Komunitas peduli lingkungan di Kabupaten Pati, Provinsi Jawa Tengah, memiliki cara cerdas untuk menyiasati harga beras yang fluktuatif. Yakni dengan meluncurkan produk beras.

Produk yang dilabeli Beras Jampisawan itu, dilaunching bertepatan dengan momen hari jadi ke-15 Jaringan Masyarakat Peduli Sungai Juwana (Jampisawan).

Juru bicara Jampisawan, Ari Subekti, mengatakan jika produknya memiliki kualitas yang lebih unggul dan harga lebih terjangkau dibandingkan beras sejenis di pasaran.

“Secara substansi sama, tapi beras ini kita jamin kualitas lebih baik daripada yang di pasaran. Yang kedua harga bisa di bawah harga yang di pasar,” ujarnya, Senin (20/5/2024).

Launching Beras Jampisawan ini cukup unik, dimana seperti diketahui komunitas tersebut selama ini konsen pada isu-isu lingkungan. Sehingga, produk ini sementara ini untuk menguatkan ketahanan pangan anggota.

Baca Juga :   Krisis Iklim Dan Kurangnya Lahan, Jadi Alasan Pemerintah Harus Impor Beras

“Pengembangan kami nanti jika nelayan membeli beras, jika tidak memiliki uang tunai bisa dengan hasil tangkapan mereka. Hasil tangkapan nelayan itu kemudian kita kelola di sekretariat Jampisawan,” terangnya.

Ada tiga varian produk yang ditawarkan, mulai dari kemasan 2,5 kilogram, 5 kilogram dan 10 kilogram. Sementara untuk harganya sendiri, ia masih enggan membeberkan. Namun dipastikan di bawah harga beras sejenis di pasaran.

“Produksi beras ini minimal untuk ketahanan pangan anggota Jampisawan. Karena selama ini kita melihat beras fluktuasi cukup tinggi bahkan kemarin sampai di atas Rp15.000,” terangnya.

Baca Juga :   2000 Ton Beras Asal Vietnam, Penuhi Stok Dan Kebutuhan Masyarakat Aceh

Ia menjelaskan, beras ini diproduksi oleh anggota Jampisawan yang berprofesi sebagai petani. Kemudian nantinya akan didistribusikan atau dijual kepada anggota Jampisawan yang berprofesi lain.

Menurutnya, cara ini tepat untuk memperkuat ketahanan pangan antar anggota yang berbeda berprofesi. Mengingat Jampisawan sendiri memiliki ribuan anggota. Mereka terdiri dari 700 petani, 400 nelayan tradisional, kemudian sisanya adalah buruh dan pekerja lain.

“Beras ini diproduksi oleh anggota Jampisawan yang berprofesi sebagai petani, dan akan kita jual kepada anggota Jampisawan yang berprofesi sebagai nelayan dan lainnya,” pungkasnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.