Kementerian LHK Selenggarakan Acara Penanaman Mangrove Serentak di 25 Provinsi di Indonesia

oleh -22 views
Tenaga Ahli Menteri LHK bersama pejabat terkait saat melakukan penanaman Mangrove
Tenaga Ahli Menteri LHK bersama pejabat terkait saat melakukan penanaman Mangrove di Taman Wisata Alam Laut Teluk Kupang, NTT (Panennews.com/Jeje Taolin)

Panennews.com – Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia Prof Siti Nurbaya memimpin serangkaian acara penanaman mangrove di seluruh Indonesia yang dilaksanakan di 23 Provinsi di Indonesia pada Kamis, (25/4/2024).

Kegiatan bertajuk “Road to Green Impact Days 2024” dilaksanakan serentak di seluruh Indonesia dengan target penanaman sebanyak 25.000 anakan mangrove, sesuai instruksi Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI Siti Nurbaya Bakar.

Di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), kegiatan ini diwakili oleh Tenaga Ahli Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Bidang Pengembangan Persemaian Modern, Ir. Hudoyo, M.M.

Sebanyak 1.000 bibit Bakau/Mangrove (Rhizophora, sp) ditanam pada areal seluas 0,6 Ha di Taman Wisata Alam Laut (TWAL) Teluk Kupang, Desa Tanah Merah, Kecamatan Kupang Tengah, Kabupaten Kupang.

Tenaga Ahli Menteri LHK RI Ir. Hudoyo, MM mengatakan penanaman serentak ini sebagai bagian dari upaya mitigasi perubahan iklim, pemulihan kualitas lingkungan hidup, dan percepatan Rehabilitasi Hutan dan Lahan, serta upaya untuk memperbaiki kualitas lingkungan dengan memperbanyak tegakan pohon/tanaman.

“Kita pahami dan tahu persis bahwa keberadaan pohon dan tutupan lahan yang baik akan meningkatkan daya dukung alam dalam mitigasi perubahan iklim. Selain itu juga sebagai langkah positif restorasi dan melindungi lingkungan,” kata Hudoyo.

Baca Juga :   Humas Polda NTT Lakukan Tanam 100 Mangrove

Penanaman yang dilakukan, lanjutnya, tidak hanya memberikan manfaat bagi bumi, tetapi juga menciptakan warisan untuk generasi mendatang. Juga pada banyak hal juga dapat men-generate income masyarakat.

“Untuk mengatasi iklim dengan tanam pohon dan upaya pelestarian harus juga sejalan dengan upaya membangun kesejahteraan masyarakat,” imbaunya.

Menurut Hudoyo, Indonesia dengan areal hutan tropis terbesar ke-3 di dunia, mempunyai arti sangat penting dalam upaya pengendalian iklim global. Khusus untuk ekosistem mangrove, Indonesia memiliki 23% mangrove dunia, seluas 3,36 juta hektar.

“Seperti kita ketahui mangrove merupakan ekosistem yang sangat penting dalam memperkuat resiliensi dan menjaga kualitas lingkungan,” bebernya.

Penanaman mangrove, kata Hudoyo, dapat memberikan manfaat antara lain mengurangi abrasi pesisir akibat gelombang laut, menangkap bahan pencemar sehingga menjaga kualitas air, habitat bagi beragam flora dan fauna pesisir dan laut, menjadi sumber bahan pangan khususnya perikanan, menciptakan daya tarik wisata dengan tampilan estetik dan meningkatkan cadangan karbon.

Pada kesempatan hari ini saya mengajak kita semua, aparat, bisnis leaders, para aktivis, para pemangku kepentingan yang ada dan seluruh elemen masyarakat khususnya generasi muda, untuk kita dapat bersama bahu membahu memberikan kontribusi nyata di lapangan.

“Masing-masing area of interest/responsibility perlu mendukung upaya pengendalian perubahan iklim secara masif dan terukur. Antara lain dengan menanam pohon, termasuk mangrove,” pungkasnya.

Baca Juga :   Sambut G20, Bali Bangun Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu Baru

Sementara Kawasan mangrove di NTT sendiri sebut Hudoyo tersebar diseluruh Kabupaten/Kota seluas 23.020,33 Ha. Kawasan mangrove yang ada terbagi atas Kelas Kerapatan Jarang (763,48 Ha), Sedang (1.529,56 Ha) dan Lebat (20.727,28 Ha). Kelas Kerapatan Jarang dan Kerapatan Sedang yang perlu dilakukan rehabiltasi.

“Potensi rehabilitasi kawasan mangrove di NTT seluas 1.847,97 Ha pada wilayah dengan topologi 1) Area Terabrasi (365,27 Ha), Lahan Terbuka (1.409,34 Ha), Mangrove Terabrasi (28,11 Ha) dan Tanah Timbul (45,24 Ha) ,” jelas Hudoyo.

Sementara Kepala BPDAS Benain Noelmina NTT Dolfus Tuames menjelaskan, 1.000 anakan mangrove ditanam pada areal seluas 0,6 hektare dengan melibatkan 500 orang perwakilan berbagai lembaga dan institusi, pegiat lingkungan, mahasiswa, serta pelajar.

Menurutnya, penanaman anakan mangrove di Taman Wisata Teluk Kupang merupakan yang kelima, setelah yang pertama digelar pada tanggal 30 Desember 2023 di KHDPK NTT. Kegiatan penanaman selalu melibatkan berbagai stakeholder termasuk mahasiswa dan pelajar.

“Jadi penanaman anakan mangrove ini bukan sekadar seremonial semata, karena selanjutnya akan dilakukan pemeliharaan dan monitoring secara berkala oleh kami ,” kata Dolfus Tuames.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.