Panennews.com – Ekspor ikan arwana atau siluk di Kalimantan punya efek domino bagi perekonomian masyarakat sekitar.
Hal tersebut disampaikan Kepala Badan Karantina Indonesia, Sahat M Panggabean saat melakukan diskusi dan pertemuan dengan Asosiasi Pengusaha dan Pedagang Siluk (APPS) Indonesia di Pontianak, Rabu (03/04/2024).
Ikan Siluk Merah sendiri adalah ikan arwana merah, ada juga yang menyebut Arwana Super Red atau Ikan Naga (Dragon Fish) yang dalam bahasa latinnya disebut Scleropages formosus.
Menurutnya potensi ekspor ikan arwana tersebut sangat positif dan perlu didukung. Efek domino yang dimaksud adalah seperti tumbuhnya para penjual pakan ikan arwana seperti peternak kecoa, kodok, cacing beku dan lainnya, selain memberikan pemasukan devisa negara untuk komoditas ekspornya.
Meski banyak hal yang perlu dibenahi bersama, ia menyampaikan bahwa ada tiga hal penting yang harus dikerjakan bersama antara komunitas dan pemerintah.
Pertama adalah posisi pemerintah dan pengusaha dalam hal ini adalah eksportir arwana yang setara. Menurutnya kesetaraan posisi tersebut akan mendorong tumbuhnya kepercayaan dan iklim investasi dalam berusaha.
Kedua, adanya asosiasi komoditas ikan arwana tersebut perlu terus dikembangkan dan menjadi wadah bersama para pengusaha untuk maju bersama.
“Jangan malah terpecah belah, harus sama-sama ini penting, tumbuh bersama,” ungkap Sahat.
Sedangkan poin ketiga adalah menumbuhkan dan menjaga komunikasi antara pemerintah dengan para pengusaha arwana tersebut.
Lebih jauh, Sahat menekankan pentingnya saling terbuka dan transparan sehingga bisa saling mengoreksi, memperbaiki dan mencari jalan terbaik terhadap permasalahan yang ada.
Sementara itu, Amdali Adhitama, Kepala Karantina Hewan Ikan dan Tumbuhan Kalimantan Barat yang turut mendampingi juga menyatakan bahwa Karantina Kalbar mendorong peningkatan ekspor ikan arwana melalui pendampingan dan penjaminan kesehatan ikannya, agar sesuai persyaratan negara tujuan.
Menurut para pelaku usaha ikan arwana, saat ini pasar yang paling dominan untuk ikan arwana adalah Cina. Selain berdiskusi dengan para pelaku bisnis ikan arwana, Sahat juga meninjau fasilitas perbenihan dan Instalasi Karantina Ikan (IKI) ikan arwana.
“Karantina sendiri saya tekankan harus memberikan layanan terbaik, seperti kepastian waktu dan juga transparansi biaya, ini sudah masuk jadi prioritas utama juga,” pungkasnya.