Alami Kenaikan, Harga Gabah Di Aceh Tembus Capai Rp7000 Per-Kilogram

oleh -7 views
Dok. Kementan
Dok. Kementan

Panennews.com – Badan Pusat Statistik (BPS) menyebut harga gabah kualitas Gabah Kering Panen (GKP) di Kabupaten Bireuen mencapai Rp7.150 per-kilogram.

Hal ini mengalami kenaikan dibandingkan bulan sebelumnya dan menjadi harga tertinggi di Provinsi Aceh selama bulan Februari 2024.

“Sedangkan harga GKP terendah terjadi Kabupaten Nagan Raya Rp5.750 per kilogram,” kata Kepala BPS Aceh, Ahmadrsiwan Nasution, Minggu (07/04/2024).

Dia menjelaskan, selama Februari 2024, BPS mencatat harga rata-rata GKP tingkat petani di Provinsi Aceh naik sebesar 1,16 persen dibanding bulan sebelumnya, sehingga menjadi Rp6.565 per kilogram.

Hal yang sama juga terjadi pada harga GKP tingkat penggilingan, yang mengalami kenaikan sebesar 1,24 persen sehingga menjadi Rp6.687 per kilogram.

“Harga gabah kualitas GKP meningkat disebabkan sebagian besar wilayah sedang musim tanam atau belum memasuki masa panen,” ujarnya.

Pemantauan harga gabah tersebut dilakukan di beberapa daerah meliputi Kabupaten Pidie, Pidie Jaya, Aceh Timur, Bireuen, Aceh Utara, Aceh Barat Daya dan Nagan Raya.

Baca Juga :   Kelompok Tani HIPETA, Dorong Kualitas Pertanian Di Papua Tengah

Observasi harga hanya mencakup kualitas GKP. “Artinya tidak dipantau di seluruh kabupaten/kota, tetap hanya daerah-daerah terpilih,” ujarnya.

Di sisi lain, BPS juga mencatat Aceh berhasil memproduksi gabah kering giling (GKG) mencapai 1,4 juta ton selama Januari – Desember 2023 di lahan seluas 254,29 ribu hektare.

Angka tersebut mengalami penurunan 105,22 ribu ton atau 6,97 persen dibanding produksi selama tahun 2022.

“Jika produksi padi dikonversikan menjadi beras untuk konsumsi pangan penduduk, maka total produksi beras sepanjang Januari-Desember 2023 setara dengan 808,96 ribu ton beras,” ujarnya.

Di samping itu, dia menambahkan, BPS juga mencatat peningkatan nilai tukar petani (NTP) di Aceh pada Februari 2024 menjadi 117,28 atau naik 0,77 persen dibanding bulan sebelumnya.

Baca Juga :   Pemprov DKI Pastikan Stok Beras Aman Hingga Lebaran 2024

“Hal ini disebabkan adanya penurunan NTP pada seluruh sub sektor. Baik sub sektor tanaman pangan, hortikultura, tanaman perkebunan rakyat, peternakan dan perikanan,” tuturnya.

NTP diperoleh dari perbandingan indeks harga yang diterima petani (It) terhadap indeks harga yang dibayar petani (Ib), yang merupakan salah satu indikator untuk melihat tingkat pertumbuhan daya beli petani.

Indeks harga yang diterima petani pada Februari 2024 sebesar 135,47, dan angka ini mengalami kenaikan 1,58 persen dibanding periode sebelumnya.

“Komoditas yang menjadi penyumbang kenaikan indeks harga yang diterima petani adalah kopi, gabah, dan jagung,” ujarnya.

Sedangkan indeks harga yang dibayar petani pada Februari 2024 sebesar 115,50 dan angka tersebut juga mengalami kenaikan 0,80 persen dibanding bulan sebelumnya.

“Komoditas penyumbang kenaikan harga yang dibayar petani adalah cabai merah, cabai rawit dan ikan tongkol,” ujarnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.