Petani Bertahun Merugi, Serikat Petani Pati Angkat Bicara

oleh -6 views
WhatsApp Image 2023-12-11 at 17.17.50
Ilustrasi petani di Kabupaten Pati, Provinsi Jawa Tengah. (Panennews.com)

Panennews.com – Petani di Kabupaten Pati, Provinsi Jawa Tengah, terus mengalami kerugian. Setelah didepak kekeringan pada tahun kemarin, sekarang giliran banjir yang menggenangi area persawahan.

Ketua Serikat Petani Pati, Kamelan mengatakan, terjadinya bencana yang merugikan petani ini bukan tanpa alasan.

Ia menilai, bencana banjir menjadi bukti kurangnya kepedulian dari pemerintah terhadap nasib petani. Sebab menurutnya, selama ini petani hanya menjadi obyek kepentingan.

“Petani itu hanya sebagai obyek. Pertama obyek politik, ketika ada keperluan politik seperti Pemilu itu seakan-akan diperhatikan,” ujarnya, Selasa (19/3/2024).

Selain itu, petani disebut menjadi obyek bagi proyek pembangunan yang belum tentu berpihak dan menguntungkan petani itu sendiri.

“Kedua obyek proyek, petani hanya dijadikan obyek ketika ada proyek pembangunan. Seperti proyek bendung karet yang diklaim sebagai kepentingan petani. Padahal sangat diragukan itu manfaatnya untuk petani,” jelasnya.

Baca Juga :   Soal Penyerapan KUR Petani di kabupaten Malang SYL Beri Apresiasi

Pembangunan yang dilakukan pemerintah di bidang pertanian selama ini masih jauh dari kebutuhan para petani.

Menurutnya, pembangunan masih dilakukan tanpa memiliki fungsi yang jelas atau serampangan.

Sehingga hal ini dinilainya mengakibatkan gagal panen yang terus berulang, baik ketika musim kemarau maupun penghujan.

“Menurut saya pembangunan masih terkesan serampangan. Tidak sepenuhnya kepentingan petani. Hanya kepentingan orang atas, petani hanya sebagai alasan atau obyek itu. Pembangunan yang untuk kepentingan petani misalnya irigasi. Tapi itu tidak ada gunanya ketika tidak melibatkan petani,” bebernya.

Ia meminta, agar pemerintah benar-benar tulus memajukan pertanian di Indonesia. Yakni dengan cara mengedepankan kebutuhan petani di masing-masing daerah.

“Petani jangan hanya dijadikan alat. Ketika membangun proyek harus melihat kebutuhan petani. Ketika jadi pun, pengelolaan harus melibatkan petani. Petani harus jadi soko guru bangsa, karena ketahanan pangan bangsa ini tak akan tercukupi tanpa keberadaan petani,” tegasnya.

Baca Juga :   4 Bulan Terdampak Banjir, Petani di Banjarsari Beralih Jadi Nelayan

Diketahui, berdasarkan data dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pati saja, tercatat ada seluas 2.920 hektare lahan persawahan yang terendam banjir pada musim penghujan tahun 2024.

Dengan rincian, 1.388 hektare lahan persawahan di 15 desa di Kecamatan Gabus, 340 hektare lahan persawahan di Desa Srikaton Kecamatan Kayen, 50 hektare lahan persawahan di Desa Gadingrejo Juwana, 798 hektare lahan persawahan di 8 desa di Kecamatan Jakenan, dan 344 hektare 7 desa di Kecamatan Pati.

Data tersebut, dimungkinkan jauh lebih kecil dibandingkan realita di lapangan. Mengingat ada sedikit ketimpangan antara data dari instansi dengan relawan, dan observasi lapangan. Mengingat, banyak daerah terdampak banjir lainnya yang belum masuk di dalam rincian data di atas.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.