Panennews.com – Intensitas hujan tinggi yang mengguyur Kabupaten Pati, Provinsi Jawa Tengah, selama tiga hari nonsetop membuat petani di Desa Cangkring, Kecamatan Pati Kota, kalang kabut.
Lantaran hujan yang tak kunjung mereda, membuat sejumlah anak sungai meluap karena besarnya debit air. Imbasnya lahan pertanian terdampak bencana banjir.
Padahal bulir padi sudah menguning dan siap untuk dipanen.
Petani pun berusaha menyelamatkan sumber mata pencahariannya, yakni dengan memanen secara manual dengan menggunakan sabit.
Petani Desa Cangkring mengatakan, lahan pertanian terendam banjir setinggi 80 sentimeter. Jika terus dibiarkan dan tidak segera dipanen dipastikan petani terimbas puso.
“Kita potong sendiri, karena sebelum dapat giliran mesin kombi (pemotong padi) sudah terlanjur kebanjiran,” ujarnya, Jumat (15/3/2024).
Panen secara darurat ini, dilakukannya hanya berdua dengan sang suami. Alasannya, ia tidak punya budget lebih untuk mempekerjakan buruh tani.
Diperkirakan, untuk lahan setengah hektare ini, setidaknya membutuhkan waktu empat hari karena ditangani tenaga dua orang saja.
Terlebih sawah seluas dua petak yang ia tanami padi merupakan lahan sewa. Ia hanya bisa pasrah, jika nantinya gabah yang dijual dibeli murah karena terendam.
“Kalau sudah terendam seperti ini harga gabahnya bisa turun. Apalagi sawah ini kami sewa, takutnya tidak kembali modal,” tuturnya.
Rumisih mengungkapkan, banjir yang melanda lahan pertanian di wilayah Kecamatan Pati Kota, imbas meluapnya sungai Cangkring akibat hujan deras yang terjadi belakangan ini.