Panennews.com – Penjabat (Pj) Gubernur NTB, Drs. H.Lalu Gita Ariadi M.Si membeberkan empat strategi Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) NTB dalam rangka melakukan pengendalian inflasi di dalam daerah.
Diantaranya, menjamin ketersediaan stok. Jika komoditas beras yang paling mendapatkan atensi saat ini, maka Pemprov bersama Bulog akan terus berupaya menjamin ketersediaan stok beras.
Selanjutnya, menjamin keterjangkauan harga stok bahan pokok, menjamin distribusi barang serta melakukan komunikasi efektif untuk menjaga persepsi positif terhadap konsumen.
Menurutnya, menormalkan harga bahan pokok dan pengendalian inflasi erat kaitannya dengan pengelolaan informasi ke masyarakat.
“Jika masyarakat disuguhkan oleh informasi pelaksanaan operasi pasar murah yang massif serta berita sudah dimulainya panen di sejumlah tempat, maka pasar tidak akan bergejolak lagi,” ujarnya, Jumat (01/03/2024).
Menurutnya, di Lombok itu sudah mulai orang panen, meskipun belum panen raya. Artinya di daerah sudah punya stok.
Menyinggung, adanya tuntutan sebagian pihak untuk menghentikan sementara pengiriman gabah keluar daerah, Pj Gubernur mengaku Pemprov NTB sudah memiliki Pergub pembatasan gabah keluar untuk menjaga stok dalam daerah.
“Pergubnya ada. Kita juga sudah bekerja untuk itu. Itu poin yang ketiga tadi yaitu memastikan jaminan stok kita di sini, baru selebihnya nanti kita lempar keluar,” katanya.
Sementara itu, Pj Gubernur NTB juga Pd Jumat (1/3/2024) melakukan panen padi bersama petani di wilayah Dusun Mentaum Desa Montong Ba’an, Kecamatan Sikur, Kabupaten Lombok Timur (Lotim).
Areal lahan panen padi di wilayah Desa Montong Ba’an tersebut seluas kurang lebih 200 hektar dengan capaian produktivitas padi di wilayah tersebut mencapai 5,81 ton/ha gabah kering giling (GKG).
‘’Alhamdulillah Provinsi NTB sendiri pada bulan Maret 2024 ini memiliki potensi luas lahan panen padi yang cukup besar yaitu mencapai 39.825 hektar dengan produksi mencapai 204.352 ton GKG,’’ kata Gita.