KKP Bangun Pabrik Garam di Bima, Produksi 10 Hingga 12 Ton Setahun

oleh -12 views
ilustrasi petani garam
Ilustrasi Petani Garam - Foto : Pexels

Panennews.com – Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) RI, merencanakan akan membangun pabrik garam di Kabupaten Bima.

Pabrik tersebut mampu memproduksi garam dari 10 ribu hingga 12 ribu ton per tahun. Kapasitas ini lebih besar bila dibandingkan dengan pabrik garam bantuan KKP yang ada di daerah lainnya di Indonesia.

“Kabupaten Bima dipilih karena mampu menghasilkan 85 persen garam di NTB, jadi kita tidak perlu khawatir untuk bahan baku,” terang Khaeruddin, selaku ketua Tim Pemberdayaan Masyarakat terkait Pergaraman di Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) NTB Khaeruddin, Jumat (16/2/2024) mengungkapkan, saat ini, NTB masih menjadi salah satu daerah penghasil garam di Indonesia.

Sayangnya, garam yang diproduksi oleh petambak NTB selama ini belum memenuhi kualitas kebutuhan industri.

“Jadi dengan adanya pabrik ini, diharapkan mampu meningkatkan kualitas garam NTB dari K3 menjadi K1 sesuai kebutuhan industri,” ungkapnya.

Baca Juga :   Jadi Solusi Budidaya di Lahan Terbatas, KKP Kembangkan Aplikasi Bioflok di Masyarakat

DKP NTB harus menyelesaikan satu persoalan krusial dan harus menjadi atensi bersama. Pemerintah masih kebingungan alias belum memiliki gambaran utuh perihal pemasaran garam tersebut.

“Ini yang menjadi persoalan urjen yang kita hadapi sekarang, ada;ah berkaitan dengan pemasaran, karena pabrik ini akan memproduksi garam sesuai dengan permintaan pasar, sedangkan kita belum tahu pasar yang dituju itu kemana,” tandasnya.

DKP dan Bappeda NTB sendiri telah melakukan studi banding ke Tuban, Jawa Timur (Jatim) di akhir bulan lalu.

Diketahui, daerah ini memiliki pabrik garam yang juga berasal dari bantuan KKP RI. Selama kegiatan tersebut, tim dari NTB ingin belajar tentang tata cara mengelola industri garam.

Pengelolaan industri garam di Tuban sampai saat ini masih berlangsung, karena sejak dari awal pembangunan pabrik, mereka telah memiliki target pasar.

“Di sana konsumennya sudah jelas, ada dari kalangan industri besar ada, maupun konsumsi rumah tangga juga banyak, jadi pasarnya terbuka sekali,” ujarnya.
Hal sebaliknya, NTB sampai saat ini tidak memiliki industri besar yang membutuhkan garam dalam jumlah yang besar pula.

Baca Juga :   Serap Aspirasi Nelayan, KKP Tinjau Ulang Penetapan HPI dan Produktivitas Kapal Penangkap Ikan

“Jadi ini yang bikin kita masih bingung, dimana pemasarannya,” ujar Khaeruddin.

Jika menggaet pasar garam konsumsi, pemerintah juga masih kebingungan.
Lantaran, data berbagai perusahaan garam yang memasarkan produknya selama ini di NTB, tidak dimiliki Dinas Perdagangan (Disdag) NTB.

Bila di konsumsi bagi seluruh masyarakat Bumi Gora, DKP NTB memperkirakan ada 13 ribu ton kebutuhan garam selama setahun. Ini sejalan dengan kapasitas produksi pabrik garam di Kabupaten Bima yang mencapai 12 ribu ton per tahun.

“Artinya kita bisa memenuhi kebutuhan garam konsumsi tersebut, dengan perhitungan seperti ini, asalkan kita tahu data sehingga kita bisa masuk kesana,” tandasnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.