Panennews.com – Petani di Kabupaten Pati, Provinsi Jawa Tengah, masih memilih bibit padi In-Pari 32 pada musim tanam (MT) I. Meski memiliki umur lebih lama untuk masa panen, tetapi ada banyak alasan kenapa petani di Bumi Mina Tani memilih bibit jenis ini.
Kepala Unit Pelaksana Teknis Dinas, Balai Benih Tanaman Pangan Hortikultura, dan Perkebunan Dinas Pertanian Kabupaten Pati Unit Pelaksana Teknis Daerah Balai Benih Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan (UPTD BBTPHBUN), Agus Cahyono mengamini, jika mayoritas petani di Pati, khusunya bagian selatan menanam bibit padi In-Pari 32.
“Banyak yang menanam bibit padi jenis itu. Yang sering itu di daerah Pati bagian selatan. Mulai dari daerah Payang, Margorejo, Sarirejo, Karaban sampai ke Sukolilo,” ujarnya, Kamis (8/2/2024).
Sedangkan, sebagian kecil daerah lain di Pati, memilih untuk menanam padi jenis lainnya. Hal ini lantaran geografis yang berbeda.
Alasan petani di Pati memilih padi jenis In-Pari 32 karena memiliki kulit yang tipis, sehingga lebih mudah tumbuh saat disemai.
Selain itu, In-Pari 32 memiliki daya tahan yang jauh lebih unggul terhadap serangan hama dan penyakit.
Meski demikian, In-Pari 32 jika dibandingkan dengan padi jenis Cakrabuana, tentu masa panen lebih lama.
Bahkan masa panen antara jenis padi In-Pari 32 dengan Cakrabuana terpaut cukup lama, yakni selisih 30 hari.
Dalam hal ini, padi jenis Cakrabuana hanya berusia 90 hari, sementara In-Pari 32 mencapai usia 120 hari.
“Kalau dihitung dari menyemai terlebih dahulu itu 120 hari. In-Pari 32 sendiri semainya itu 20 hari, setelah umur 20 hari langsung di tanam. Jadi setelah tanam itu 100 hari, baru bisa panen,” beber Agus.