Panennews.com – Koperasi Produsen Inovasi Nilam Aceh (Inovac) bersinergi dengan PT Nat’ Green, membentuk anak usaha PT UGreen Aromatics International (UGreen).
Perusahaan tersebut mengekspor sebanyak 1,2 ton bahan baku pembuatan parfum (fragrance) nilam dan biji pala senilai Rp1 miliar ke Prancis.
Pelepasan ekspor minyak nilam dan biji pala tersebut diresmikan oleh Menteri Koperasi dan UKM (MenKopUKM) Teten Masduki pada Sabtu (09/12/2023) di Universitas Syiah Kuala (USK). Koperasi Inovac merupakan unit bisnis yang dibentuk oleh USK.
Ketua Koperasi Inovac Nadia menjelaskan, melalui UGreen, koperasi secara rutin yakni tiga bulan sekali mengekspor minyak nilam ke Prancis.
Namun diakuinya, saat ini produksi dari para petani yang tergabung di Koperasi Inovac masih belum mampu memenuhi seluruh permintaan bahan baku ke Prancis sebanyak 6 ton.
“Kapasitas di tingkat petani baru mampu memproduksi sebanyak 1 ton minyak nilam, dan itu hanya baru dipasok dari petani yang ada di Gayo. Sementara petani di wilayah lain juga belum mampu mencukupi,” kata Nadia di Banda Aceh.
Ia mengatakan, kondisi saat ini, sebagian besar petani masih kekurangan modal untuk penanaman nilam. Untuk itu pihaknya berharap, Kementerian Koperasi dan UKM (KemenKopUKM) melalui Lembaga Penyalur Dana Bergulir (LPDB)-KUMKM, membantu dari sisi pembiayaan ke petani supaya kebutuhan ekspor minyak nilam ke Prancis bisa terpenuhi.
Nadia mengatakan, koperasi yang baru terbentuk tahun 2019 ini memiliki anggota ratusan orang. Secara total terdapat 500 petani dan penyuling yang berada di bawah bimbingan koperasi.
“Memang belum semua menjadi anggota, karena masih dan beberapa petani juga di daerah lain yang masih dalam tahap binaan,” katanya.
Meski begitu, Koperasi Inovac mampu meraih omzet hingga Rp200 juta per bulan yang diperoleh dari penjualan minyak nilam, biji pala hingga atsiri, maupun produk turunan mulai dari parfum, minyak atsiri, body butter, body mist, dan lainnya.
Pada kesempatan yang sama, Direktur Atsiri Research Center (ARC) Syaifullah Muhammad mengatakan, ARC sebagai lembaga riset dan pengembangan, dalam hal ini turut memberikan pelatihan dan bimbingan kepada Koperasi Inovac untuk pengelolaan minyak nilam, hingga melahirkan beberapa produk turunannya.
Menurut Syaifullah, dalam beberapa tahun terakhir, industri nilam di Aceh hampir punah. Bahkan yang tadinya dari market nasional mencapai 55 persen, turun menjadi 35 persen secara keseluruhan.
“Karena memang minyak nilam terbaik itu ada di Aceh. Dengan kenyataan ini, maka kami mengintervensi dengan inovasi dan mengajarkannya kepada masyarakat. Mulai dari pembibitan hingga penyulingan minyak nilam, serta membentuk ekosistemnya dengan membentuk koperasi bersama USK,” katanya.
Dalam bisnisnya, Koperasi Inovac ini pun bekerja sama dengan perusahaan asal Pranvis Nat Green dan membentuk usaha bersama atau sebagai anak usaha U Green yang bertugas melakukan kegiatan ekspor ke Prancis sejak 2022.
Dalam kepemilikannya di anak usaha tersebut, Koperasi Inovac memiliki saham 60 persen dan Nat Green sebesar 40 persen.
“Ekspor yang diresmikan oleh Menteri Teten ini merupakan yang kelima ke Prancis. Minyak nilam dan biji pala ini digunakan sebagai bahan baku parfum di sana. Nilainya yang kami ekspor ini mencapai sekitar Rp1 miliar,” katanya.