Hasilkan 700 Ribu Ton Per-Tahun, Indonesia Maniskan Industri Pengolahan Kakao

oleh -18 views
Ilustrasi Kakao
Foto : Pixabay

Panennews.com – Indonesia memiliki peluang yang besar dalam pengembangan industri pengolahan kakao.

Hal ini didukung potensi Indonesia menjadi produsen kakao terbesar ketiga di dunia, dengan total produksi sekitar 700 ribu ton per tahun.

Oleh karenanya, Kementerian Perindustrian bertekad untuk terus mendorong pengembangan industri pengolahan kakao agar bisa lebih berdaya saing global.

“Saat ini, terdapat 11 perusahaan pengolahan kakao di Indonesia, yang total nilai ekspornya tercatat mencapai USD1,12 miliar pada tahun 2022, atau menduduki posisi negara pengekspor keempat di dunia. Industri ini juga berperan mendukung hilirisasi yang meningkatkan nilai tambah kakao dalam negeri,” kata Direktur Industri Minuman, Hasil Tembakau dan Bahan Penyegar Kemenperin, Edy Sutopo pada acara Kongkow Sobat Industri di Bogor, Senin (04/12/2023).

Baca Juga :   Kemenperin Dorong Revitalisasi Industri Gula Tanah Air

Edy menyampaikan, dengan adanya multiplier effect dari industri pengolahan kakao, pemerintah akan berupaya menjadikan Indonesia sebagai episentrum dunia untuk sektor kakao dan olahannya.

Guna mewujudkan sasaran ini, perlu langkah kolaborasi dengan berbagai pihak terkait dari hulu sampai hilir.

“Kita unggul di produk intermediate, yang meliputi cocoa pasta/liquor, cocoa cake, cocoa butter dan cocoa powder. Pangsa pasar produk kita ini mencapai 9,17% dari kebutuhan dunia,” sebutnya. Selain sektor tersebut, Indonesia juga punya potensi di industri cokelat dan industri cokelat artisan.

“Untuk industri cokelat yang menghasilkan mass product, saat ini terdapat 900-an perusahaan dengan total kapasitas produksi lebih dari 462 ribu ton per tahun. Jumlah nilai ekspor dari sektor ini sebesar USD76,89 juta pada tahun 2022,” ungkap Edy.

Baca Juga :   Kemenperin Terus Genjot Industri Pangan Lokal Olahan Di Papua

Selanjutnya, untuk sektor industri cokelat artisan, Indonesia telah memiliki 31 perusahaan dengan total kapasitas produksi sebesar 1.242 ton per tahun pada tahun 2022.

“Umumya industri cokelat artisan ini menggunakan bahan baku yang premium. Indonesia masih punya pasar yang menjanjikan untuk dapat mengembangkan sektor ini,” imbuhnya.

Edy menegaskan, pihaknya proaktif menjalankan berbagai program dan kebijakan dalam upaya memacu kinerja industri yang berbasis olahan kakao.

Misalnya, dengan menjaga ketersediaan bahan baku pada industri pengolahan kakao ini. Tentunya akan meningkatkan produktivitas kakao pada sejumlah daerah Indonesia.

“Oleh karenanya, kami juga mendorong peningkatan produktivitas kakao dalam memenuhi kebutuhan di sektor industri,” ujarnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.