Panen Padi Melimpah, Blora Optimis Jadi Kabupaten Pertanian Organik

oleh -41 views
sawah
Ilustrasi Tanaman Padi di Sawah - Foto : Pixabay

Panennews.com – Bupati Blora, H. Arief Rohman optimis jika mimpi Blora menjadi Kabupaten Organik akan menjadi kenyataan.

Menurutnya, potensi Blora melimpah yang dimulai dari populasi sapi terbesar di Jawa Tengah hingga panen padi melimpah, tinggal bagaimana petani mempunyai tekad untuk bertani organik.

Hal itu disampaikan usai panen raya padi organik di lahan milik Klomtan Sido Makmur, Desa Gondel, Kecamatan Kedungtuban, Sabtu (11/11/2023), sore.

‘’Kami akan mendorong terus petani di Blora untuk bertani organik,’’ tandasnya.

Dikemukakan, saat panen raya di lahan milik Pak Nur, Klomtan Sido Makmur, Gondel, hasil ubinannya 8,7 Ton. Setelah diproses menjadi beras sekitar 4 Ton lebih.

Jika dihitung, dengan harga Rp 17.000/Kg, maka per Hektarnya bisa menghasilkan hampir Rp 70 juta.

‘’Ini secara manajemen, hasilnya sudah kelihatan. Dihitung saja, hasil panen dikurangi berapa biaya produksinya sudah kelihatan hasilnya,’’ ungkap Bupati kepada sejumlah anggota Klomtan Sido Makmur.

Baca Juga :   Tak Perlu Pupuk, Produksi Padi di Desa Muhuran Bisa Produktif

Terpenting, demikian Bupati yang akrab dipanggil Mas Aref itu, para petani diminta konsisten, dan menyadari bahwa untuk beralih ke pertanian organik butuh proses.

Cerita keberhasilan pertanian organik, juga pernah dikemukakan oleh Mas Arief, yakni saat hadir di acara panen padi organik di wilayah Kedungtuban baru-baru ini, ternyata hasil panen pertanian organik tersebut memuaskan.

Seperti saat panen padi organik yang di Desa Bajo, Ngraho, Sidorejo, Kecamatan Kedungtuban. Rata-rata harga beras organik dari panenan itu bisa Rp 17.000/Kg.

Saat panen padi organik di beberapa desa di Kedungtuban itu, ternyata menghasilkan 8,4 Ton/Ha gabah kering panen dan setelah diproses menjadi beras sekitar 4,1 Ton lebih.

Disampaikan Bupati Arief, banyaknya jumlah ternak sapi di Kabupaten Blora menjadi salah satu peluang emas untuk pengembangan pertanian organik.

Baca Juga :   Universitas Surabaya Kembangkan Ubi Jalar Jadi Produk Unggulan

Disisi lain, pertanian organik bisa menjadi solusi bagi para petani untuk tetap produktif, di tengah keterbatasan alokasi pupuk bersubsidi dari pemerintah pusat.

Menurut Bupati, setelah disurvei, beberapa persoalan yang disampaikan masyarakat Blora, urutan pertama adalah soal pupuk, kedua infrastruktur jalan, dan ketiga air.

Persoalan pupuk jadi hal yang mendominasi dari apa yang dikeluhkan, karena memang sebagian besar masyarakat bekerja di bidang pertanian.

‘’Solusinya, pertama petani membeli pupuk non subsidi, kedua bagaimana kita punya potensi bahan baku pupuk organik yang melimpah harus dimanfaatkan. Bagaimana persoalan pupuk ketika petani butuh ini bisa dicukupi, kita buat terobosan agar tidak tergantung pupuk bersubsidi. Pertanian memanfaatkan pupuk organik dari kotoran sapi, di Blora ini sudah menerapkan tapi belum masif,” jelas Bupati Arief

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.