Panennews.com – Kepala Badan Karantina Indonesia (Barantin), Sahat M Panggabean mengapresiasi petani, nelayan asal Lampung yang telah berhasil menembus pasar global dengan tren peningkatan volume.
“Kepatuhan dalam memenuhi protokol dan persyaratan negara tujuan menjadi kunci peningkatan volume, nilai dan ragam ekspor. Kami selaku otoritas karantina siap untuk memberikan pendampingan pemenuhan persyaratan teknisnya,” kata Sahat sesaat setelah menyaksikan pelepasan ekspor nanas di Pelabuhan Panjang, Lampung, Jumat (10/11/2023).
Secara serentak, Kepala Barantin melepas ekspor buah nanas segar sebanyak 4,18 ribu ton dengan nilai ekonomi senilai Rp 39,8 miliar ke Tiongkok.
Lebih lanjut, ekspor komoditas perikanan pun turut ikut sejumlah 88 ton dengan nilai Rp 15,2 miliar tujuan Amerika dan Jepang.
Dari data yang dilansir dari sistem otomasi, IQFAST (Indonesian Quarantine Full Automation System) Badan Karantina Pertanian, tercatat peningkatan yang signifikan baik frekuensi, volume dan nilai ekspor.
Lonjakan terbesar, khususnya di nilai ekspor yang mencapai peningkatan sebesar 35,65% dari tahun sebelumnya atau senilai Rp 67,99 miliar.
Sahat juga menyoroti pentingnya “tracebility” atau ketertelusuran komoditas pertanian dan perikanan. Menurutnya pemerintah terus mendorong supaya ekspor terus meningkat sehingga ekonomi di masyarakat berjalan.
“Konsep tracebility yang kita minta semua dokumen bisa kita “trace”sampai ke hulu. Hulu ini adalah masyarakat dan UMKM. Dari situ bisa kita pantau bahwa produk ini sesuai dengan apa yang kita bina. Teman-teman di lapangan saya minta untuk melakukan pendampingan dari hulu ke hilir. Kekuatan UMKM sangat kita butuhkan,” ujarnya.
Lebih jauh, Sahat berharap pelaku usaha dapat melakukan pembinaan dalam konteks itu, baik pelaku UMKM atau sebagai partner.
Intinya adalah ekonomi masyarakat di desa harus bergerak karena komoditas Indonesia sangat banyak, termasuk Lampung.
Dalam rangkaian kunjungan kerjanya, Sahat meninjau area perkebunan pisang dan nanas yang sudah menerapkan ketertelusuran dan sistem biosekuriti yang baik di Lampung Tengah.
Sebagai informasi, proses eksportasi melalui harmonisasi protokol dan persyaratan teknis dengan pemerintah Cina untuk buah Nanas asal tanah air telah melalui proses yang cukup panjang.
“Kami berterima kasih kepada Karantina yang sudah memfasilitasi ekspor buah nanas segar ke Tiongkok. Setelah delapan tahun Karantina berjuang akhirnya bisa terwujud,” ujar Welly Soegiono Corporate Affairs Director PT GPP.