Tekan Inflasi, Pemprov Jateng Terus Gelontorkan 151 Ton Beras Cadangan

oleh -5 views
ilustrasi beras
Ilustrasi Beras - Foto : Dok. Istock

Panennews.com – Untuk menekan inflasi, Pemerintah Provinsi Jawa Tengah (Pemprov Jateng) terus menggelontorkan beras cadangan.

Terhitung 17 Oktober 2023, beras cadangan yang digelontorkan sebanyak 151 ton beras ke daerah dengan tingkat kemiskinan ekstrem di provinsi ini

“Beberapa kebutuhan pokok ada kenaikan, di antaranya beras dan gula. Selain itu, ada kenaikan tapi masih kecil, yaitu cabai. Inilah yang memang banyak memengaruhi inflasi,” kata Penjabat (Pj) Gubernur Jawa Tengah Nana Sudjana, di sela Rapat Koordinasi Wilayah dan Capacity Building Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) se-Jawa Tengah, di Kota Semarang, Jumat (20/10/2023).

Menurut dia, fenomena el nino dan kekeringan tersebut berpengaruh terhadap penurunan produksi sejumlah komoditas pertanian.

Selain itu, krisis pangan yang terjadi di sejumlah negera, mengakibatkan kebijakan pengetatan impor pangan. Tak pelak, hal itu berimplikasi pada peningkatan harga sejumlah komoditas.

Baca Juga :   Hadapi El Nino, Penyerapan Beras Lokal Harus Dimaksimalkan

Atas situasi tersebut, Pemprov Jateng kemudian mengeluarkan kebijakan strategis, di antaranya menggelontorkan cadangan beras ke daerah-daerah yang memiliki tingkat miskin ekstrem dan rawan pangan.

Selain itu, langkah yang dilakukan yaitu menggencarkan Gerakan Pangan Murah (GPM). Per 6 Oktober 2023 sudah terlaksana 445 kali GPM di 35 kabupaten/ kota.

Langkah berikutnya adalah memotong rantai distribusi pangan melalui pemberian subsidi transportasi kepada para petani/peternak/ kelompok tani/gapoktan/para pelaku usaha pangan lainnya.

Lebih lanjut, per 6 Oktober 2023 kemarin, jumlah subsidi transportasi sebesar Rp287,709 juta atau setara 204 ton.

Bahkan, Pemprov Jateng juga memberikan subsidi harga pangan guna intervensi harga pangan, juga melakukan pemantauan Penyaluran Bantuan Pangan Pemerintah.

Baca Juga :   Inflasi Di NTB Naik, Mulai Dari Kenaikan Indeks Makanan Hingga Tembakau

“Pemprov punya cadangan beras, ini sudah kami gelontorkan juga di kabupaten/ kota untuk menstabilkan harga pangan dan beras,” tandas Nana.

Disampaikan, langkah lain yang dilakukan adalah memantau dan mengevaluasi distribusi pemasaran hasil panen, khususnya padi atau beras.

Sebab, berdasarkan data dari Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Tengah, pemasaran hasil panen di Jawa Tengah hanya sekitar 20 persen. Sisanya masuk ke daerah lain dan food station.

“Jadi memang hasil panen kita ini, Jawa Tengah kan seharusnya surplus beras. Tetapi terkadang beras-beras ini sudah diambil para tengkulak. Ini yang menjadi PR kami. Kami akan lebih merangkul para petani untuk peredaran beras ini di Jawa Tengah. Ini yang akan kami lakukan ke depan,” imbuh Nana.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.