Ribuan Hektare Sawah Terdampak Kemarau, Harga Beras Membumbung Tinggi Lebihi HET

oleh -12 views
WhatsApp Image 2023-09-14 at 22.56.29
Persawahan Di Kabupaten Pati Jawa Tengah, Mengering Saat Kemarau (Panennews.com/Ahmad Muharror)

Panennews.com – Kemarau panjang dibarengi fenomena El Nino berdampak serius terhadap sektor pertanian di Kabupaten Pati, Provinsi Jawa Tengah.

Periode panjang tanpa hujan dan lebih kering sangat terasa dampaknya, harga beras melejit naik melampaui harga eceran tertinggi (HET).

Kabid Perdagangan, Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disdagperin) Pati, Kuswantoro mengatakan, harga beras saat ini adalah Rp14.000 untuk jenis premium dan beras medium diangka Rp12.500 perkilogram.

“Padahal HET beras di Pulau Jawa untuk medium adalah Rp10.900 perkilogram, sedangkan premium Rp12.900 perkilogram. Kenaikan harga itu jauh melampaui HET,” ujarnya, Kamis (14/09/2023).

Dituturkan, Harga beras konsisten naik Rp500 perkilogram sejak beberapa bulan terakhir, tepatnya dimulai pada bulan Juli. Naiknya harga dipengaruhi turunnya produksi gabah imbas musim kemarau.

“Selama musim kemarau dan tak memasuki musim tanam padi, harga beras terus mengalami lonjakan. Bahkan kondisi ini mendapat perhatian dari Kementerian Perdagangan (Kemendag). Jawa masuk zona I, bersama Lampung, Sumsel, Bali, NTB, dan Sulawesi,” beber Kuswantoro.

Baca Juga :   Maksimalkan Distribusi, Stok Beras Di Jawa Timur Relatif Aman

Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan (Dispertan) Pati, Nikentri Meiningrum mengungkapkan, dari seluruh 56.000 hektare sawah di Pati hanya 8.500 hektare sawah yang mengalami gagal panen pada musim tanam (MT) tiga.

Dari puluhan hektare itu, pada MT tiga tidak semuanya menanam padi, ada juga yang beralih ke palawija.

Mengingat sebagian besar merupakan sawah tadah hujan, khususnya yang di wilayah Pati Selatan.

“Untuk yang saat MT tiga saat ini hanya sedikit yang panen kalau dibandingkan dengan MT pertama dan kedua. Produksi gabah saat ini mengalami penurunan. Akibatnya ada lonjakan harga gabah, sekarang Rp6.000 perkilogram,” imbuhnya.

Lebih jauh, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pati, Pati Martinus Budi Prasetya mengamini, jika sebanyak ribuan hektare lahan pertanian di Pati terdampak kemarau.

Baca Juga :   Varietas Beras Merah Putih Yang Kaya Kandungan Protein

Selain itu, ada sebanyak 7.949 KK yang terdampak atau 37.114 jiwa kesulitan untuk mengakses air bersih pada musim kemarau kali ini.

Lebih lanjut, puluhan ribu warga itu tersebar di 9 kecamatan. Mulai dari Kecamatan Jaken, Jakenan, Pucakwangi, Winong, Gabus, Kayen, Sukolilo, Tambakromo, dan Tayu. Sehingga dalam waktu dekat Pati bakal mengaplikasikan tanggap darurat bencana kekeringan.

Sehingga mematik pihaknya untuk meningkatkan status siaga bencana menjadi tanggap darurat. Kemungkinan itu bakal diterapkan setelah rakor serta kajian bersama pemerintah daerah dan instansi terkait nantinya.

“Kalau status tanggap darurat ditetapkan, semua OPD harus memberikan atensi sesuai dengan tugas pokok dan fungsi masing-masing. Misalnya logistik, kekeringan ini kan membuat harga beras naik. Panen gagal, bulog akan melakukan operasi pasar untuk menurunkan harga beras,” tegasnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.