Panennews.com – Untuk menjaga produktivitas pangan, Pemerintah Provinsi Jawa Tengah (Pemprov Jateng) terus berupaya melahirkan petani milenial potensial.
Berdasarkan data 2019, jumlah petani milenial di Jawa Tengah pada 2019 sebanyak 975.600 orang atau 33,7 persen dari 2,88 juta petani di Jawa Tengah.
Bahkan, dari jumlah itu 57.600 orang diantaranya merupakan lulusan sarjana.
Kepala Balai Pelatihan Pertanian (Bapeltan) Distanbun Provinsi Jateng Opik Mahendra mengatakan, pihaknya berusaha melakukan regenerasi petani.
Hal ini dimaksudkan untuk agar muncul petani milenial di sektor pertanian dan perkebunan.
“Data BPS, data sensus pertanian, hampir 45 persen itu petani kita berumur di atas 50 tahun. Kalau ini dibiarkan maka nanti semakin ke sini, SDM pertanian akan habis, sehingga perlu strategi,” kata Opik, Senin (25/09/2023).
Strategi tersebut, menumbuhkan rasa cinta generasi muda di bidang pertanian, salah satunya mendorong lahirnya petani milenial. Maka diadakanlah pelatihan, kemudian bimbingan teknis.
Selain itu, Opik juga membeberkan kehadiran petani milenial dengan mayoritas jadi tenaga pemasaran, menjawab kelemahan petani konvensional.
Lebih lanjut, lagi selama ini berhasil memproduksi secara berlimpah tapi kesulitan memasarkan produk tani.
Belum lagi, para petani milenial banyak yang berhasil memasarkan sendiri ke titik pasar yang dituju. Seperti ke hotel, restoran, pondok pesantren, kantor pemerintahan atau instansi, dan lainnya, yang dulunya titik-titik pasar itu tidak pernah tersentuh petani secara langsung.
“Mereka punya terobosan untuk memasarkan langsung ke hotel, kelompok petani memasarkan langsung ke restoran, supaya memotong rantai pasok yang terlalu panjang,” sambungnya.
Lebih jauh, inovasi pemasaran yang demikian, terang Opik, membuat petani milenial bisa mendapatkan keuntungan yang lebih baik. Dengan begitu, kesejahteraan petani pun bisa meningkat.