Panennews.com – El Nino masih menjadi tantangan besar bagi produksi pertanian maupun perkebunan karena berdampak signifikan.
Adapun dampak ini terhadap persebaran berbagai penyakit dan hama, yang dapat merusak tanaman dan mengurangi hasil panen, serta kesejahteraan pekebun.
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo Mentan SYL meminta seluruh jajarannya agar sigap antisipasi hadapi EL Nino dan perkuat sektor pertanian.
Selain itu, penyakit akan bermunculan, terutama pada kawasan yang terkena kekeringan ekstrim, dapat menghambat pertumbuhan tanaman dan mengurangi hasil panen.
Sementara itu, Direktorat Jenderal Perkebunan Kementerian Pertanian melalui Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan (BBPPTP) Surabaya tentu tak tinggal diam, terus sigap lakukan antisipasi fenomena El Nino antara lain dengan berkolaborasi bersama Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kab. Mamuju Tengah, melakukan ground check ke lokasi Serangan hama Ulat Api di beberapa desa di Kec. Budong-Budong, Kec Topoyo dan Kec. Polopangale, Kab Mamuju Tengah.
“Perlunya edukasi ke pekebun maupun masyarakat mengenai gejala, serangan dan siklus hidup hama serta rekomendasi pengendalian atau penanganan yang tepat,” ujar Fausiah T. Ladja Kepala Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan (BBPPTP) Surabaya, Kamis (14/09/2023).
Selain itu, Fausiah juga menambahkan kami segera lakukan identifikasi lapang bersama Tim Direktorat Perlindungan Perkebunan, BBPPTP Ambon, dan kolaborasi dengan Tim Karantina Pertanian Mamuju, BSIP Sulbar, untuk melakukan tindakan pengendalian, dengan pendampingan dari pemerintah daerah provinsi dan kabupaten yang membidangi perkebunan, serta dukungan peralatan dari beberapa perusahaan perkebunan setempat.
Lebih lanjut Fausiah menjelaskan, berdasarkan dari hasil pengamatan lapang, secara morfologi merupakan ulat api jenis Darna sp, namun masih harus dikaji kembali karena ada kecenderungan mendekati ke spesies Darna Catetanus sesuai dengan daerah sebar ulat api Sulawesi dan Papua.
Untuk kondisi serangan berada pada fase kepompong dimana sebagian sudah menjadi imago, dan kepompong ini harus di putus siklusnya.
Kondisi lapang dengan intensitas serangan berat kurang lebih sebanyak 5-10 larva/per pelepah. Terdapat beberapa desa yang terserang di 3 (tiga) Kecamatan yaitu Kecamatan Budong-Budong, Kecamatan Topoyo dan Kecamatan Polopangale dengan total serangan seluas 211 ha dari total luas kebun kurang lebih 3.117 ha.
“Dalam pengendalian serangan ulat api menggunakan perangkap lampu (lighttrap) dan fogging namun dalam pelaksanaannya terdapat keterbatasan sprayer. Upaya yang sudah dilakukan, diantaranya sampai hari ini seluas 60 Ha telah dikendalikan dengan fogging karena berada pada fase imago dan kepompong, jadi ini harus segera di putus siklus hamanya,” ujarnya.