Akademisi Sebut, Lahan Pertanian Organik Lebih luas Dibanding Lahan Konvensional Di Bali

oleh -19 views
WhatsApp Image 2023-09-18 at 05.54.40
Salah Satu Cara Pembibitan Sistem Organik (Panennews.com/Agung Gede)

Panennews.com – Danau sebagai towernya pulau Bali, mengalami penurunan kualitas air.

hal ini disebabkan sebesar 85% kontribusi dari system pertanian konvensional di sekitar danau dari data P3E Bali Nusra.

Kata Kunci Perbaikan kualitas air adalah system pertanian organik, Bali sudah mendeklarasikan pertanian Bali menjadi pertanian organik 2005 mendeklarasikan Bali menjadi pulau organik tahun 2009.

Adapun kebijakan Go Organik 2010 1000 desa organik, Perda Bali Nomor 8 Tahun 2019 Tentang Sistem Pertanian Organik, PERGUB Provinsi Bali Nomor 24 Tahun 2020 tentang Perlindungan Danau, Mata Air, Sungai, dan Laut dan lain-lain.

Perkembangan lahan yang disertifikasi oleh lembaga sertifikasi organik mulai tahun 2009 – 2022, setiap tahun jumlah kelompok tani mengalami perkembangan.

Lahan pertanian organik tersebar di seluruh Bali Lahan organik lebih luas dibandingkan dengan lahan yang non organik (konvensional). Non organik adalah lahan persawahan, dan lahan hortikultura (sayuran, buah buahan dan bunga-bungaan).

Baca Juga :   Ingin Budidaya Kedelai, Ternyata Begini Cara Mudahnya

Sementara itu, Berdasarkan hasil penelitian, Kadar Bahan organik sawah organik (6,92 %) dan BO sawah non organik 3,68% (lebih rendah 3,24%,), Total mikroorganisme sawah organik lebih tinggi dari total mikroorganisme sawah non organik sebesar 87,16%.

“Jumlah cacing tanah sawah organik rata rata 19,67 ekor per m2 sedangkan sawah non organik rata rata 0,56 ekor per m2” ujar Guru Besar Bidang Ilmu Pertanian Organik, Fakultas Pertanian Universita Udayana (Unud), Prof. Dr. Ir. Ni Luh Kartini, M.S., Senin (18/9/2023) di Kota Denpasar, Provinsi Bali.

Dirinya menyampaikan, Tanah sebagai Ibu pertiwi harus diselamatkan dengan tata cara organik, sesuai dengan filosofi kosmologi kehidupan yang menjalinkan tiga keharmonisan hidup untuk mencapai kebahagiaan salah satunya hubungan manusia dengan lingkungan.

Baca Juga :   Tinjau Lahan Jagung, Presiden Pastikan Food Estate Keerom Berjalan Baik

Lebih jauh, Bhisama Batur Kelawasan mengamanahkan peliharaan gunung dan laut, hiduplah dengan tanganmu sendiri, jangan sekali- kali hidup senang dengan merusak alam.

“Kalau merusak alam akan dikutuk.Kutukannya adalah, tidak menemukan keselamatan, tidak dapat makan dan minum, sakit-sakitan dan berkelahi dengan sesama.Antara manusia dengan alam saling hidup menghidupi, manusia adalah alam itu sendiri,” bebernya.

Oleh karena itu, Kartini menambahkan Pertanian Konvensional (Revolusi Hijau) Revolusi hijau telah merubah pola pikir serta cara pandang terhadap tanah sebagai sumber kehidupan menjadi tanah sebagai industri ditarget hasilnya setinggi tingginya dengan bahan bahan sintetik dan bibit unggul.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.