Panennews.com – Daerah Istimewa Yogyakarta telah memulaipengembangan kawasan ekonomi hijau di Gunungkidul sebagai upaya konservasi lahan kritis, lahan tandus, dan lahan marjinal. Area ini juga berguna sebagai sumber pakan ternak sekaligus sumber biomassa untuk pembangkit listrik PLN dengan melibatkan masyarakat setempat.
Hal ini diungkapkan Direktur Biomassa PLN Energi Primer Indonesia, Antonius Aris Sudjatmiko usai bertemu Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono X, Rabu (23/8/2023).
Pada pertemuan itu, PLN melaporkan kepada Sultan terkait progres kesepakatan kerja sama untuk mendukung net zero emission berbasis keterlibatan masyarakat.
“Kerja sama dengan Pemda DIY dan Kasultanan Yogyakarta ini juga menjadi upaya mewujudkan konsep memayu hayuning bawana (menjaga kelestarian alam). Program konservasi ini juga memenuhi aspek environmental karena selain mengurangi lahan kritis dan tandus, juga bisa mengurangi penggunaan batubara pada pembangkit listrik karena dapat digantikan dengan energi biomassa,” paparnya.
Aris menambahkan, sebagai energi terbarukan, penggunaan biomassa pada pembangkit listrik PLN diperkirakan mampu mengurangi penggunaan batubara sekitar 5%-10%.
Langkah ini mendukung upaya penurunan emisi yang digalakkan pemerintah. Selain itu, program ini melibatkan masyarakat untuk penanaman dan pemanfaatan tanaman yang selain jadi tanaman biomassa juga menjadi pakan ternak warga lokal.
“Panen pertama tanaman pakan ternak akan diadakan dalam waktu dekat ini. Sedangkan untuk biomassanya, kami perkirakan baru bisa dipanen untuk pertama kalinya pada akhir 2024 atau awal 2025,” paparnya.
Aris mengatakan, program ekonomi hijau PLN ini mendukung ekonomi kerakyatan dan ketahanan energi. Program ini juga mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan pertumbuhan ekonomi daerah, terutama untuk petani dan peternak di Gunungkidul.
“Nantinya biomassa yang dihasilkan akan menjadi pasokan energi bagi pembangkit listrik milik PLN,” imbuhnya.