Anomali Cuaca, Cara Petani Tembakau Lombok Hindari Kerugian

oleh -61 views
tembakau di NTB
Tanaman tembakau di Lombok. (Panennews. com/istimewa)

Panennews.com – Pengaruh anomali cuaca yang mengakibatkan hujan deras yang turun dan mengakibatkan banjir di lahan tembakau milik petani di Lombok Tengah dan Lombok Timur menjadikan petani setempat mengambil cara-cara yang tidak biasa yakni panen lebih awal.

Salah satu petani tembakau asal Desa Terare, Lombok Timur Sahnep (47) mengungkapkan, hal ini dilakukan agar para petani tidak mengalami kerugian yang lebih besar.

“Kalau tidak dipetik segera kita akan rugi, karena hujan turun terus-menerus. Daun-daunnya layu, tak dipanen pohonnya akan mati,. Akibat lainnya batang pohon dan daun yang kering,” kata Sahnep.

Baca Juga :   Puluhan Nelayan Pantai Jerman Hentikan Aktivitas Melaut Ditengah Cuaca Tidak Menentu

Menurutnya, bila dibiarkan daun mengering di pohonnya, jangankan untung justru akan rugi total. Sebab daun yang kering tidak bisa diolah. Baik dengan cara di oven maupun di rajang.

“Kondisi yang seperti ini hanya bisa dirajang, tidak bisa dioven karena masaknya tidak bagus hasilnya hitam, harga pun jatuh,” tandasnya.

Merajang daun tembakau dilakukan karena tidak memerlukan bahan bakar berupa kayu lebih banyak. Cukup dijemur saat kondisi cuaca kembali panas.

“Meminimalisir kerugian dan modal berikutnya,” imbuhnya.

Dikatakan, kondisi cuaca tak menentu ini adalah kali kedua yang dialami. Namun jika dibandingkan tahun lalu, masih lebih baik kerugian yang dialami.

Baca Juga :   Tunjang Ekonomi Pertanian, Sekda Badung Serahkan 10 Unit Traktor Di 9 Subak Dan 1 Kelompok Tani

“Yang sekarang kemungkinan rugi 50 persen, walau belum bisa menutupi modal,” terangnya.

Ditambahkan, jika hujan terus berlanjut, persentase gagal panen total akan meningkat. Kemungkinan juga bagian yang bisa dipanen saat cuaca kembali normal hanya sedikit.

Air yang banyak diserap tembakau saat terkena panas yang tinggi akan membuat tanaman tembakau rentan layu seperti sehabis direbus dan akhirnya menguning.

“Statusnya sudah terancam saat ini, meskipun cuaca kembali membaik nantinya, dampak kerugian masih ada,” Ujar Sahnep.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.