Panennews.com – Kabupaten Sleman memulai program Gerakan Tanam Kedelai 2023. Pengembangan budidaya kedelai secara ramah lingkungan dilakukan di 242 hektar lahan di 10 desa dengan dukungan dana hingga Rp431 juta.
Bupati Sleman, Kustini Sri Purnomo mencanangkan program tersebut di Bulak Kelompok Tani Sido Mulyo, Ketandan, Madurejo, Prambanan, Jumat (16/6/2023).
Ia mengatakan pertanian memiliki peranan yang sangat penting dan strategis dalam pembangunan daerah di Sleman. Oleh karena itu, diperlukan berbagai upaya untuk mendukung dan menjaga ketahanan pangan, termasuk komoditas kedelai.
Kustini menambahkan, Pemkab Sleman mendukung pengembangan komoditas kedelai dengan melibatkan ahli-ahli pertanian dan perguruan tinggi di Sleman.
“Pengembangan komoditas kedelai hendaknya dilakukan secara multiplehelix (banyak pihak), sehingga diharapkan produktivitas kedelai dalam negeri meningkat dan mengurangi impor kedelai sehingga petani kita sejahtera,” ujarnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian Pangan dan Perikanan Sleman, Suparmono, merinci bahwa perluasan tanam kedelai dan bantuan pengembangan kedelai mencakup lahan seluas 242 hektar yang dikelola 29 kelompok tani di 10 kalurahan (desa) di 4 kapanewon (kecamatan) di Sleman.
Program ini mendapat alokasi dana APBN Tugas Pembantuan Tanaman Pangan Dinas Pertanian untuk Ketahanan Pangan DIY tahun 2023.
“Bantuan senilai total Rp431.970.000 ini diharapkan memotivasi dan membangkitkan semangat petani bertanam dan meningkatkan produksi kedelai,” ujarnya.
Petani juga menerima sejumlah bantuan, antara lain benih kedelai Anjasmoro 50 kg untuk tiap satu hektar lahan, pupuk NPK 50 kg per hektar, pupuk hayati 3 liter per hektar, juga bio pestisida 1 liter per hektar.
“Peningkatan produksi kedelai dilakukan dengan cara memperkuat tumbuhnya tanaman melalui penggunaan bahan-bahan ramah lingkungan yaitu pupuk organik, pupuk hayati, bio pestisida, dan pestisida hayati, sehingga lahan menjadi subur, lingkungan lestari, dan produksi tinggi,” paparnya.
Dengan adanya upaya budidaya ramah lingkungan itu, dalam kesempatan ini juga diserahkan Dokumen Kajian Akademik Rancangan Peraturan Bupati (Raperbup) tentang Pengembangan Pertanian Organik Berbasis Kawasan ke sejumlah pihak, seperti ke petani dan akademisi.
Raperbup Tata Kelola Pertanian Organik yang digagas Universitas Gadjah Mada (UGM) ini diharapkan menambah motivasi petani kedelai untuk meningkatkan produktivitas dan memacu pertanian organik di Sleman. Program ini sekaligus juga sebagai bentuk kerja sama di bidang pendidikan.
Direktur Fasilitas Riset dan Rehabilitasi Pendidikan, Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP), Wisnu Sardjono, yang turut hadir, mendukung program Riset Produktif Inovatif LPDP di bidang kedelai tersebut untuk diterapkan di Sleman.
Menurutnya, produksi kedelai harus diperhatikan tata niaganya untuk melindungi masuknya kedelai impor agar tidak mengganggu stabilitas kedelai lokal.
“Saya senang LPDP bisa berperan dalam pembangunan Kabupaten Sleman,” ujarnya.