Panennews.com – Pengusaha ikan tuna NTB dengan melalui perusahaan CV. Baura, Hajir Hasan mengatakan, zona penangkapan ikan tuna yaitu perairan selatan dan utara Provinsi NTB. Hasil yang diperoleh sangat tergantung dari musim.
Pihaknya mengirim ke perusahaan eksportir di luar daerah dengan jumlah sekitar 100 – 200 ton per bulan. Nantinya perusahaan eksportir itulah yang melakukan ekspor ke mancanegara, utamanya ke Amerika Serikat dan Jepang.
“Kita belum langsung ekspor sendiri. Yang kita kirim 100 sampai 200 ton. Namun kita sedang cari-cari buyer di luar. Izin ekspor sudah ada, tinggal mencari buyernya,” katanya.
Hajir termasuk dalam jajaran pengusaha ikan skala besar di NTB. Ia memiliki sebanyak 150 unit kapal dengan ratusan nelayan yang mengoperasikan kapal-kapal tersebut.
Data Badan Pusat Statistik (BPS) NTB menyebutkan, volume produksi perikanan laut di Tanah Air yang didaratkan di tempat Pendaratan Ikan Tradisional (PIT) meningkat pada 2020. Provinsi NTB menjadi provinsi dengan volume produksi ikan yang didaratkan di PIT terbesar se-Indonesia.
Volume produksi ikan laut nasional sebesar 542 ribu ton atau senilai Rp 9,69 triliun pada 2020. Ini merupakan angka perikanan secara umum, bukan hanya produk tuna. Angka ini mengalami peningkatan 10,46 ribu ton atau senilai Rp 180 miliar dibandingkan pada 2019.
Sebagai provinsi penghasil ikan laut yang didaratkan di PIT, NTB berhasil memproduksi ikan sebanyak 290 ribu ton dengan nilai Rp 5,1 triliun pada 2020. Produksi ikan di NTB selalu meningkat setiap tahun, dari 141 ribu ton pada 2017 kemudian terus meningkat hingga 2020. Produksi tertinggi tahun 2020 di NTB terjadi pada kuartal IV sebesar 110 ribu ton atau senilai dengan Rp 1,54 triliun.