Panennews.com – Kementerian Pertanian (Kementan) menyalurkan bantuan irigasi perpompaan di Indramayu, Jawa Barat sebagai langkah mitigasi dan adaptasi terhadap ancaman El Nino.
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengerahkan gerakan mitigasi El Nino melalui penggunaan pompa air di wilayah-wilayah rentan kekeringan serta mendorong percepatan tanam dengan menggunakan varietas tahan kering.
“Menghadapi musim kering ekstrim atau elnino saya minta jajaran Kementan berada di lapangan membantu para petani yang kesulitan. Kemudian saya juga meminta persiapan dari semua daerah di seluruh Indonesia,” ujar Syahrul, melalui keterangannya, Sabtu (17/06/2023).
Sementara itu, Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementan Ali Jamil menambahkan, sebagian besar wilayah Indonesia diperkirakan mengalami awal musim kemarau pada April hingga Juni 2023. Adapun puncak musim kemarau diperkirakan terjadi pada Juli dan Agustus 2023.
Lebih lanjut, menjelang puncak musim kemarau, pemerintah perlu mengantisipasi sejumlah hal, khususnya pada sektor pertanian yang berkaitan dengan menjaga ketahanan pangan.
“Curah hujan yang menurun dapat berpotensi pada peningkatan kekeringan dan penurunan ketersediaan air,” kata Ali usai menyerahkan bantuan irigasi perpompaan kepada Dinas Pertanian setempat untuk penanganan kekeringan di Desa Kedongan Gabus, Kecamatan Gabus Wetan, Kabupaten Indramayu.
Selain itu, Ali juga mengatakan Ditjen PSP menindaklanjuti arahan Menteri Pertanian dalam mengantisipasi El Nino dengan pembangunan infrastuktur irigasi, baik itu embung, dam parit, irigasi perpompaan maupun irigasi air tanah dan melalui bantuan alsintan (pompa air).
“Perlu juga diingatkan agar petani untuk mengasuransikan lahannya melalui AUTP (Asuransi Usaha Tani Padi),” jelas Ali.
Lebih jauh, bantuan irigasi perpompaan untuk petani di Desa Kedongan Gabus diberikan lantaran mulai mengalami kekeringan.
Sebagaimana diketahui, lahan seluas 4.700 hektare milik petani mulai tak teraliri air. Penyebabnya ialah terjadinya kendala pada proyek RIM (Rentang Irrigation Modernisation) dalam bentuk perbaikan pintu dan saluran air yang masih dalam proses pelaksanaan, sehingga harus dikeringkan. Kondisi tersebut membuat lahan persawahan petani mengalami penundaan masa tanam selama satu bulan lebih.
“Saluran irigasi kering karena ada perbaikan pintu. Walaupun ada air yang mengalir, ternyata tidak sampai ke lahan petani karena debitnya kecil. Untuk mengatasinya, irigasi perpompaan ini diberikan dengan harapan dapat menyediakan air ke lahan pertanian, sehingga petani dapat menanam kembali,” tutup Ali.