KKP Kembangkan Budidaya Ikan Nila Sistem Bioflok Di Papua

oleh -109 views
Ilustrasi Ikan Nila Foto pinterest
Ilustrasi Ikan Nila - Foto : pinterest

Panennews.com – Kementerian Kelautan dan Perikanan mengembangkan budidaya ikan nila di Papua sebagai salah satu upaya meningkatkan produksi perikanan budidaya nasional.

Selain karena ketersediaan lahan, minat konsumsi ikan nila di tanah Papua juga cenderung jauh lebih tinggi.

“Papua mempunyai potensi lahan sangat luas, termasuk di Jayapura dan cocok untuk pengembangan budidaya ikan nila, selain itu minat konsumsi ikan nila masyarakat Papua sangat tinggi. Harapannya ini mampu meningkatkan produksi dan ekonomi di Jayapura dan Papua pada umumnya,”. Ujar Direktur Jenderal Perikanan Budidaya, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), Tb Haeru Rahayu. Kamis, (23/03/2023).

Adapun pengembangan budidaya ikan nila di Papua ini diharapkan mampu mendukung peningkatan produksi budidaya ikan nila nasional yang ditargetkan mencapai sekitar 2 juta ton di tahun 2023.

Baca Juga :   Mengenal Ikan Barbir, Si Mungil Nan Berkelompok

Selain itu, juga mampu memenuhi permintaan pasar terhadap komoditas ini yang juga meningkat. Selain untuk konsumsi lokal, ikan ini juga merupakan komoditas ekspor terutama ke Amerika Serikat, yang diekspor dalam bentuk fillet.

Lebih lanjut, Tebe menambahkan bahwa saat ini, bisnis budidaya ikan nila masih menjadi salah satu bisnis yang banyak diminati oleh masyarakat Indonesia. Pasalnya, pengelolaan budidaya yang relatif mudah.

“Ikan nila termasuk ikan yang kuat terhadap serangan penyakit, masa pemeliharaan hanya 3 sampai dengan 4 bulan. Makanya komoditas ini sangat cocok untuk menjadi usaha dan bisnis budidaya di masyarakat, karena sangat menjanjikan dan peluang menghasilkan keuntungan lebih besar”. Tuturnya.

Sementara itu, berdasarkan trademap tahun 2021, Indonesia termasuk sebagai Negara posisi ke lima sebagai Negara pengekspor produk ikan nila di pasar global.

Baca Juga :   Gerakan Makan Ikan Di Yogya, Upaya Penuhi Gizi Hingga Cegah Stunting

“Selain udang dan komoditas lain, ikan nila pun akan menjadi prioritas untuk terus kami kembangkan. Bukan hanya untuk kebutuhan dalam negeri tapi untuk ekspor. Dengan potensi lahan, tenaga kerja, teknologi budidaya yang tersedia dan telah dikuasai, serta tersedianya jaminan mutu, produksi dan peningkatan ekspor bisa lebih baik,”. Ungkapnya.

Lebih jauh, Kepala Balai Perikanan Budidaya Air Tawar (BPBAT) Tatelu, Christian Maikel Eman, menjelaskan keunggulan budidaya ikan nila sistem bioflok yang digunakan di Papua ini antara lain padat tebar yang lebih tinggi bisa mencapai 100 ekor/m3, sehingga panen bisa lebih banyak.

“Konsep budidaya ikan nila sistem bioflok dinilai pas dan tepat untuk diterapkan di tanah Papua,”. Tutupnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.