Ganjar Sebut Penguatan Bulog Dengan Sentra Pengilingan Padi Langkah Tepat

oleh -14 views
Presiden Jokowi saat meresmikan sentra penggilingan padi di Sragen
Presiden Jokowi saat meresmikan sentra penggilingan padi di Sragen, Sabtu (11/3/2023). (Panennews.com/Dok. Pemprov Jateng)

Panennews.com – Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengatakan penguatan Bulog dengan memperbanyak sentra penggilingan padi menjadi langkah tepat untuk menyerap lebih banyak gabah petani.

Untuk itu, menurutnya perlu diperbanyak lagi pusat penggilingan padi di daerah-daerah di Indonesia termasuk meningkatkan produktivitas padi di tingkat petani. Hal tersebut ia sampaikan saat kunjungan kerja pada peresmian sentra penggilingan padi di Desa Karang Malang, Kecamatan Masaran, Kabupaten Sragen yang di lakukan oleh Presiden Jokowi, Sabtu (11/3/2023) lalu .

“Kita melakukan modernisasi. Ada dryer yang bagus, rice milling unit-nya bagus, rasanya Indonesia perlu membuat jauh lebih banyak. Problemnya sekarang kita sudah ketahuan ya,. Produktivitas kita musti ditingkatkan karena sebenarnya fasilitas ini dimiliki cukup banyak,” kata Ganjar.

Problem besar saat panen padi, khususnya di cuaca ekstrem seperti beberapa bulan ini, adalah kurangnya mesin pengering (dryer) padi. Menurutnya, beberapa waktu lalu banyak petani yang mengeluhkan sulitnya mengeringkan padi hasil panen. Akibatnya, gabah kering giling kualitasnya menurun bahkan harga beras di pasaran juga sempat melambung tinggi.

Baca Juga :   Bupati Gunungkidul: Beri Kesempatan Anak Muda Bertani

“Problem besarnya dryer kemarin itu. Jadi di daerah-daerah itu butuh lebih banyak lagi sehingga cuaca ekstrem seperti ini petani tidak bisa mengeringkan karena nggak punya alat. Kalau petani bisa dibantu dryer di beberapa titik maka ini akan sangat membantu dan pasti kualitasnya bagus, harganya juga bagus,” katanya

Terkait peningkatan produktivitas padi, Ganjar mengatakan memang perlu digenjot. Menurutnya, apabila satu hektare sawah dapat menghasilkan padi sekitar 7-8 ton maka kebutuhan pangan akan tercukupi dan stok beras akan melebihi kebutuhan pasar. Dengan begitu, harga juga dapat stabil.

“Kalau produktivitasnya banyak, asumsi saja per hektare itu kita bisa menaikkan kapasitas panen jadi tujuh ton katakan sudah bagus banget, syukur bisa delapan ton,” katanya.

Namun untuk meningkatkan produktivitas ini problem yang dihadapi petani adalah kurangnya pasokan pupuk. Untuk itu, Ganjar mendorong agar pasokan pupuk, termasuk obat-obatan harus menjadi perhatian khusus. Skema harga panen padi dan harga padi kering di tingkat petani juga harus disiapkan.

Baca Juga :   Tinjau Panen di Malang, Presiden Jokowi Buktikan Produksi Padi Memuaskan

“Kita butuh mempertimbangkan masukan petani tadi soal pupuk. Pupuk kita kurang banyak, terus kemudian saprotan yang dibutuhkan seperti obat-obatan. Terakhir, tinggal berapa harga di tingkat petani yang sekarang sedang dihitung oleh Badan Pangan Nasional. Ini cukup complicated,” paparnya.

Ganjar sepakat, penguatan fungsi Bulog harus dilakukan. Hal itu untuk menjaga stabilitas pangan dengan serapan dari petani yang jauh lebih banyak. Ia juga berpesan agar liberalisasi pangan mulai dipikirkan ulang dengan mengembalikan fungsi Bulog.

“Ketika Bulog bisa punya lebih banyak peralatan seperti ini maka serapannya jauh lebih bagus. Mulai kita pikirkan jangan meliberalisasi pangan. Jangan. Kita musti kembalikan lagi. Menurut saya, penting untuk memperkuat Bulog, agar kemudian pangan nasional bisa tercukupi, sehingga harapannya bisa lebih banyak lagi yang seperti ini dibikin,” katanya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.