Panennews.com – Para peternak Lombok, NTB dihadapkan masih banyaknya serbuan para peternak luar daerah dengan hasil ternaknyavyang masuk je Pulau Lombok, sehingga berpengaruh pada nilai jual peternak.
Ketua KUBE Cahaya Mandiri Desa Pejanggik, Lombok Tengah Amaq Yong ditemui Panennews.com Selasa (3/1/2023) kemarin mengungkapkan, bahwa para peternak kambing saat ini butuh kebijakan afirmasi dari pemerintah daerah untuk bisa berkembang. Amaq Yong menuturkan, masalah yang dihadapi para peternak kambing saat ini adalah adanya serbuan ternak kambing dari luar daerah.
Ia memberu contoh, bagaimana di tahun 2016 lalu, para peternak kambing di Lombok begitu semangat dan antusias mengembangkan kambing etawa. Pada saat itu, harga kambing etawa ini sangat menjanjikan. Baru lahir saja, sudah dihargai Rp 3 juta.
Sementara yang sudah dewasa bisa dihargai belasan juta. Akibatnya, para petani pun berlomba-lomba untuk beternak kambing etawa.
Namun, saat mereka sudah siap menjual kambing-kambing hasil peliharaannya, pada saat itu juga, datang serbuan ternak kambing dari luar daerah, dan harga pun anjlok.
“Pada saat itu, harga ayam bahkan bisa lebih mahal dari harga kambing,” katanya.
Semenjak itu, para peternak pun menjadi begitu trauma untuk beternak kambing. Bahkan kata Amaq Yong, untuk kembali menghimpun para peternak agar mau membangun KUBE Cahaya Mandiri, dirinya harus melakukan berbagai cara.
Bahkan sampai menyiapkan hadiah-hadiah menarik untuk merangsang keinginan beternak kambing kembali.
Karena itu, Amaq Yong meminta agar Pemkab Lombok Tengah meyiapkan kebijakan untuk melarang datangnya serbuan ternak kambing dari luar daerah sebagai wujud perlindungan kepada para peternak lokal.
“Pemain yang mendatangkan kambing dari luar daerah ini sebenarnya tidak banyak. Tapi mereka memiliki modal yang besar dan pengetahuan pengelolaan bisnis ternak kambing yang kuat. Sementara kami, para peternak lokal, tidak memiliki kedua-duanya,” kata Amaq Yong.
Kades Pejanggik, Ahmad Nursiah turut berpendapat bagaimana Hari Raya Qurban menjadi hari yang dinanti-nantikan para peternak kambing, karena pada saat itu, harga ternak kambing akan naik tinggi. Namun, dengan datangnya serbuan kambing dari luar daerah, alih-alih mendapat untung, yang terjadi malah buntung.
“Karena itu, kami mohon solusi pemerintah daerah untuk mengatasi masalah ini,” tandasnya.
Dia menuturkan, desa Pejanggik adalah desa yang masyarakatnya banyak menggantungkan diri pada sektor peternakan. Sebab lahan pertanian di desa Pejanggik saat ini, 70 persen di antaranya merupakan lahan sawah tadah hujan yang hanya dapat ditanami satu kali dalam setahun.
Terkait permintaan para peternak ini, Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan Lombok Tengah, Taufiqurrahman Ponate menegaskan, bahwa para peternak tidak perlu khawatir lagi untuk beternak kambing. Pemerintah daerah, kata dia, sudah menerbitkan regulasi yang melarang ternak kambing dari luar masuk ke Lombok Tengah.
“Kecuali untuk kepentingan peningkatan ras. Selebihnya tidak boleh masuk,” katanya.
Dia menekankan, langkah tersebut diambil karena sesungguhnya sektor pertanian dan peternakan adalah urat nadi pembangunan di Lombok Tengah. Sumbangsih dari sektor ini di Lombok Tengah bisa mencapai 29-32 persen.
Khusus untuk membantu para peternak kambing, pihaknyapun siap all out membantu. UPT Peternakan yang membidangi masalah kesehatan hewan telah ditunjuk secara langsung oleh Bupati Loteng untuk membantu para peternak apabila ada masalah terkait kesehatan hewan.
Masalah tersebut umumnya terjadi pada awal musim penghujan, dimana ternak kambing biasanya kena cacingan, sehingga membutuhkan penanganan secara cepat dan memadai.
Selain itu, dari sisi biosecurity, pihaknya juga akan menyiapkan disinfektan sehingga menjadikan kandang-kandang kambing peternak bisa lebih sehat, sehingga ternak juga mengalami pertumbuhan yang pesat.