Kementan Akan Respon Lahan Pertanian Terdampak Banjir

oleh -84 views
sawah
Ilustrasi Tanaman Padi di Sawah - Foto : Pixabay

Panennews.com – Dampak La Nina yang terjadi di Musim Tanam 2022/2023, lahan pertanian di Provinsi Jawa Tengah umumnya dilanda banjir sejak akhir Desember 2022 lalu. Kabupaten Demak menjadi kabupaten yang sering terdampak banjir selain karena curah hujan yang tinggi, akan tetapi juga lokasinya berada di hilir luapnya air rob.

Koordinator Tingkat Kabupaten Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan Demak Provinsi Jawa Tengah, Mundi Marsono, mengatakan bahwa upaya mitigasi dan antisipasi berupa pengerukan sungai domba sayung, sungai pucang gading lama serta normalisasi Sungai Seruni telah dilakukan sebelum terjadinya banjir di area persawahan Desa Prapelan.

“Selain itu juga dilakukan pompanisasi untuk membuang air ke kanal selama 2 hari berturut-turut. Banjir tersebut tidak mengganggu ketersediaan pangan terutama beras di Kabupaten Demak”. Ungkap Mundi.

Hal tersebut juga diperkuat dengan pernyataan Kepala Bidang Tanaman Pangan dan Hortikultura, Heri Wuryanta mengatakan bahwa ditengah situasi banjir yang melanda sejumlah titik persawahan di Kabupaten Demak, bahan pangan Kabupaten Demak masih terjaga

Baca Juga :   Normalisasi Saluran Irigasi, 70 Hektare Lahan Pertanian Di Bekasi Terairi

“Dari sekian lahan sawah yang puso, sebagian besar lahan di Kabupaten Demak sedang panen raya. Alhamdulillah, harga jual gabah saat ini juga bagus. Produksi padi di Kab. Demak rata-rata 250.000-300.000 ribu ton/ tahun. Sehingga kami siap mensuplai daerah lain”. Ungkap Heri.

Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Demak, Agus Hermawan mengatakan bahwa saat ini ketersediaan pangan di Kabupaten Demak aman, bahkan bisa memasok kebutuhan pangan khususnya beras di Kabupaten sekitar.

“Kami akan terus melakukan berbagai upaya dalam rangka menjaga pertanaman pangan dari OPT maupun DPI. Rencananya minggu depan Bapak Menteri Pertanian akan datang ke Kabupaten Demak untuk agenda panen raya” terang Agus.

Baca Juga :   Lahan Gundul, Puluhan Hektare Sawah di Jepara Terendam Banjir

Lebih lanjut, Direktur Perlindungan Tanaman, Mohammad Takdir Mulyadi, mengatakan bahwa Kementan terus mengupdate data laporan banjir dari teman-teman di lapangan. Diharapkan laporan ini bisa menjadi benchmark bagi kami untuk mengambil keputusan yang tepat dan cepat.

“langkah antisipasi dampak iklim ekstrim diantaranya dengan mapping wilayah rawan banjir, pemantauan rutin informasi BMKG sebagai Early Warning System, pompanisasi dan mendaftarkan Asuransi Usaha Tani Padi.”. Ungkap Takdir.

Lebih jauh, Direktur Jenderal Tanaman Pangan, Suwandi menjelaskan penanganan banjir di wilayah terdampak yang menyebabkan massive destructive bagi areal persawahan.

“Dibutuhkan kerjasama kolektif dan komprehensif dari stakeholder, POPT, PPL dan petani sehingga penanggulangan dampak pasca banjir dapat diselesaikan dengan cara yang efektif dan efisien”.Tutup Suwandi.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.