Di Tengah Kendala Pengairan, Petani Gunungkidul Gelar Panen Raya

oleh -28 views
panen raya gunung kidul
Panen raya di Gading, Gunungkidul. (Panennews.com/Hernawan)

Panennews.com – Kendati terkendala pengairan, Kelompok Tani Ploso Agung di Gunungkidul mampu menggelar panen raya. Panen raya untuk padi varietas Ciherang  ini dilakukan di Kalurahan Gading, Kapanewon Playen, Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, Senin (23/1/2023)

Panen raya dilakukan di lahan seluas 28 hektare. Setiap hektare sawah tersebut menghasilkan 5,4 ton gabah kering giling. Selain untuk padi, sebagian kecil lahan tersebut juga ditanami untuk kacang tanah dan kedelai.

Ketua Kelompok Tani Ploso Agung, Rubiyati, menyatakan amat bangga dapat menggelar panen raya ini. Sebab, panen raya tersebut dapat dilakukan di tengah hambatan yang dihadapi petani dalam mengelola sawah tadah hujan ini.

Baca Juga :   Pemprov Jabar Targetkan Indramayu Produksi Gabah 1,8 Juta Ton

“Salah satu hambatannya adalah penyaluran air belum bisa jauh,” katanya.

Kondisi itu membuat pengairan tidak dapat merata. Para petani sudah memiliki solusi atas kendala itu, yakni menyalurkan air melalui jaringan perpipaan. “Jadi kami mengusulkan adanya pipanisasi untuk pengairan sawah,” kata dia.

Adapun bibit padi yang digunakan adalah varietas unggulan diantaranya varietas Inpari 42 dan varietas ciherang.

Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Gunungkidul, Rismiyadi, menerima usulan tersebut untuk menunjang pertanian setempat. Apalagi budidaya ini menggunakan padi unggulan yang membutuhkan pengairan yang memadai.

“Varietas yang digunakan unggulan semua, antara lain varietas Inpari 42 dan ciherang” kata Rismiyadi.

Baca Juga :   Presiden Sebut Sensus Pertanian 2023 Tingkatkan Akurasi Kebijakan

Dalam kesempatan ini, Wakil Bupati Gunungkidul, Heri Susanto, mengapresiasi atas panen raya padi ini dan kerja keras kelompok tani Ploso Agung. Menurut dia, pertanian amat penting demi menjaga stabilitas dan ketahanan pangan nasional.

“Selaku pemerintah daerah kami memberikan apresiasi setinggi-tingginya karena hasilnya cukup bagus untuk lahan tadah hujan,” kata Heri.

Heri berharap, generasi petani di Gunungkidul tak berhenti di generasi saat ini, melainkan juga muncul petani-petani muda yang mau turun ke sawah.

“Saya juga sangat berharap untuk bisa mendorong petani-petani milenial ikut bersinergi menjaga keberlangsungan hidup dan ketahanan pangan kita,” tambah Heri.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.